Setiap anak pada dasarnya dilahirkan dengan membawa sejumlah potensi yang diwariskan dari orang tua. Potensi bawaan ini berupa berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak yang terbentuk sejak dalam kandungan. Kemampuan ini harus distimulasi sejak awal untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya dalam mengenal konsep dan mengelompokkan benda dalam kategori meskipun belum tentu menyadarinya. Anak mampu memahami hubungan logika yang meningkatkan kompleksitas, anak mampu mengerjakan tugas yang melibatkan konsep angka. Montessori dalam Anggani Sudono ( 2000 : 2 ) menyatakan bahwa dengan bermain anak akan memiliki kemampuan untuk memahami konsep dan pengertian secara alamiah tanpa paksaan seperti konsep bilangan dan konsep warna.
Berhitung merupakan salah satu kemampuan akademik dasar yang mulai diajarkan pada anak dari usia dini, kemampuan berhitung berkaitan dengan perkembangan aspek kognitif pada tumbuh kembang anak , karena itulah tidak heran jika anak-anak usia dini sekarang sudah diajari operasi hitung dasar seperti penjumlahan dan pengurangan. Begitu juga mengenalkan ilmu hitung pada anak berkebutuhan khusus terutama untuk anak hambatan berpikir, guru membutuhkan media yang pas untuk mentransfer ilmu hitung agar anak mudah dan cepat memahaminya.
Alat peraga edukatif berupa pohon angka adalah salah satu media yang bisa kita gunakan untuk mengajari anak berkebutuhan khusus, selain bentuknya yang menarik, pohon angka juga memiliki konsep yang mudah dipahami oleh anak. Cara pembuatannya pun mudah, dapat menggunakan bahan yang ada disekitar kita.
Visualisasi operasi hitung ini memudahkan anak untuk memahami konsep penjumlahan. Sehingga mereka tidak perlu berpikir abstrak dan membayangkan sesuatu yang tidak memiliki bentuk, terlebih anak berkebutuhan khusus hambatan berpikir yang cenderung sulit untuk berfikir abstrak, media pohon hitung ini sangat membantu mereka mengenal angka-angka.
Kenyataan yang sering muncul dalam proses pembelajaran pada anak ABK hambatan berpikir yaitu kesulitan dalam mengenal lambang bilangan 1 – 10. Proses kegiatan permainan pohon angka dalam mengenal lambang bilangan sangatlah penting, selain sebagai perantara dalam menciptakan metode pengajaran yang lebih bervariasi namun juga sebagai perantara menciptakan metode pengajaran yang lebih aktif dalam kegiatan belajar, sebab mereka lebih banyak aktif lain seperti mengamati dan mendemonstrasikan.
Perkembangan kognitif anak sering kali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Kognitif adalah pengertian luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan ( Patmonosadewo, 2003:2 ).
Kehidupan anak hambatan berpikir selalu dekat dengan dunia bermain, sejak bangun tidur sampai tidur kembali, anak cenderung ingin bermain, karena melalui bermain anak akan belajar mengenal kehidupan dan mendapat pengalaman yang membawa kesan yang menyenangkan bagi anak. Untuk itu alat permainan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena ketika bermain dengan alat tersebut, anak mendapat masukan ilmu pengetahuan untuk diingat, membantu memahami konsep-konsep secara alamiah tanpa paksaan.
Kesimpulanya bahwa pohon angka sangat membantu anak hambatan berpikir mengenal konsep lambang bilangan dan membantu meningkatkan daya ingat anak tentang lambang bilangan. Pohon angka dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar dan senang terhadap lambang bilangan. Guru juga akan selalu aktif dan kreatif dalam meningkatkan pengenalan lambang bilangan dengan mengembangkan permainan pohon angka dalam kegiatan pembelajaran matematika.
Wanci Ajeng Natalari, S.Pd
Guru SLB Manunggal Slawi