JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Guna memperkuat sinergi antara Polri, Kyai, dan Pondok Pesantren dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (sitkamtibmas) menjelang Pilkada 2024,Polda Jawa Tengah menggelar Halaqah Revitalisasi Lembaga Formal Pesantren Pendidikan Kesetaraan Pada Pondok Pesantren Salafiyah (PKPPS).
Kegiatan ini melibatkan 80 pengurus Pondok Pesantren dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Acara yang juga merupakan bagian dari persiapan Operasi Mantap Praja Candi 2024 terkait pengamanan Pilkada Serentak di Jawa Tengah, berlangsung di Hotel Candi Indah, Kota Semarang, belum lama ini.
Kegiatan tersebut, dipimpin oleh Dirbinmas Polda Jateng Kombes Pol Lafri Prasetyono, didampingi Kasubditbintibsos, AKBP Hasin Setiawan.
Dalam paparannya, Kombes Pol Lafri Prasetyono menyoroti dua ancaman yang dapat membahayakan santri saat menimba ilmu di pesantren.
Ancaman pertama adalah penyebaran paham radikal melalui kegiatan pengajian yang mengarahkan para santri pada radikalisme.
“Radikalisme merupakan cikal bakal terorisme, yang bermula dari intoleransi. Santri yang terpapar radikalisme cenderung tertutup dan bahkan menjauh dari keluarganya,” ujar Dir Binmas.
Ia menambahkan, penyebab radikalisme antara lain kemiskinan, kurangnya pendidikan, marginalisasi, dan adanya standar ganda dari negara maju.
Untuk melindungi para santri, Dir Binmas menekankan pentingnya pesantren berpegang pada empat konsensus dasar yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Menanggapi kegiatan itu, Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol Artanto memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para santri dapat tumbuh menjadi generasi penerus yang cinta NKRI dan mampu menghindari paham radikal,” katanya, di Mapolda Jateng, Kamis (19/9).
Kabidhumas berharap kegiatan tersebur, dapat memperkuat sinergi Polri, Kyai, dan pengurus pesantren untuk bersama-sama menangkal radikalisme menjelang Pilkada 2024.
:Melalui kerja sama ini, diharapkan para santri dapat tumbuh menjadi generasi penerus yang cinta NKRI dan mampu menghindari paham radikal,” tutup Kombes Pol Artanto. (ucl/jan)