PPK Berbasis Budaya Sekolah

Mikan,S.Pd SMP Negeri 2 Masaran, Sragen
Mikan,S.Pd SMP Negeri 2 Masaran, Sragen

JATENGPOS.CO.ID, – Pengaruh teknologi digital saat ini sungguh luar biasa, mampukah kita mengendalikannya? Dahulu kita sering mendengar pepatah “mulutmu harimaumu” tetapi sekarang pepatah ini berubah menjadi “jarimu harimaumu”. Di Indonesia pengguna media sosial saat ini sekitar seratus tiga puluh juta pengguna yang selalu aktif berkomunikasi satu dengan yang lain. Perubahan peradaban manusia pada abad 21 cenderung berkoloni atau berkelompok. Fenomena abad kreatif menuntut generasi muda yang memiliki kecakapan penguasaan teknologi. Banyak pekerjaan yang saat ini ada diperkirakan puluhan tahun kedepan pekerjaan tersebut akan tergantikan oleh kehadiran teknologi.

Menghadapi tantangan abad 21 perlu disiapkan generasi yang memiliki karakter yang baik. Lima karakter utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Salah satu upaya untuk penguatan pendidikan karakter adalah melalui budaya sekolah yang dilakukan secara terus-menerus. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Pengembangan PPK berbasis budaya sekolah termasuk di dalamnya keseluruhan tata kelola sekolah, desain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan dan tata tertib sekolah. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah berfokus pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang merepresentasikan nilai-nilai utama PPK yang menjadi prioritas satuan pendidikan.

Baca juga:  Memacu Jiwa Kompetitif dapat Tingkatkan Kreatifitas Siswa

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan oleh sekolah untuk melaksanakan PPK berbasis budaya sekolah diantaranya adalah: 1).Menentukan Nilai Utama PPK. Sekolah memilih nilai utama apa yang bisa dilaksanakan di sekolah tersebut dan bisa dijadikan branding sekolah. Hal ini dilakukan dengan membuat analisa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sekolah. 2). Menyusun Jadwal Harian/Mingguan. Jadwal harian misalnya guru dan karyawan menyambut kehadiran siswa di pintu gerbang sekolah, mengingatkan jika ada yang seragam belum lengkap berkaitan dengan atribut sekolah, kerapian berpakaian dan lain-lain. Jadwal mingguan misalnya jumat bersih, jumat sehat, jumat beriman dan sebagainya. 3). Mendesain KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Nilai utama PPK yang telah dipilih dimasukkan dalam penyusunan KTSP sehingga menjadi dokumen yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran maupun  pengelolaan sekolah. 4). Evaluasi Peraturan Sekolah. Peraturan sekolah direvisi setiap tahun disesuaikan dengan tujuan sekolah berdasarkan evaluasi terhadap pelaksanaan peraturan yang telah berjalan tahun sebelumnya dan memasukkan nilai utama PPK. 5). Pengembangan Tradisi Sekolah. Tradisi yang telah berjalan dengan baik dipertahankan dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan tujuan sekolah. 6). Pengembangan Kegiatan kokurikuler dan Ekstrakurikuler (Wajib dan Pilihan). Kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sebagai wadah dalam pembentukan karakter siswa. Sekolah dapat memilih sesuai dengan minat dan bakat siswa.

Baca juga:  Cowok Masuk Boga, Why Not?

Keberhasilan PPK disekolah ditentukan oleh kreativitas guru, komite dan peran serta masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan PPK di sekolah akan dapat mengantarkan anak menuju generasi emas abad 21. Untuk itu PPK sangat perlu dilaksanakan di sekolah sebagai budaya.

iklan

Mikan,S.Pd

SMP Negeri 2 Masaran, Sragen

iklan