Problem Posing Melatih Anak Patuh kepada Orang Tua, Guru

Laela Chusnita, S.Pd.I

Mata pelajaran di sekolah terutama pendidikan agama Islam selalu berjalan selaras dengan visi misiĀ  sekolah dalam pembentukan karakter anak. Materi yang diajarkan seputar pendidikan karakter anak didik terutama pendidikan akhlak. Pendidikan karakter termasuk pendidikan akhlak sangat sesuai dengan tujuan utama diturunkannya rasul Allah ke dunia yaitu untuk memperbaiki akhlak. Disamping materi lain yang disampaikan sebagai pelengkap, seperti muamalah, ibadah dan sejarah. Seiring perubahan kurikulum pendidikan sekolah, mata pelajaran agama Islam secara langsung mendapatkan mandat untuk melakukan perbaikan akhlak melalui perubahan penamaan menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP).

Akan tetapi, fakta yang terjadi disebagian besar sekolah mata pelajaran PAI dan BP masih dipandang sebelah mata oleh anak didik karena bukan termasuk materi pokok yang disyaratkan untuk kelulusan siswa. PAI dan BP tidak jarang kurang menarik bagi anak didik ditambah dalam proses pembelajaran disampaikan oleh guru secara monoton, statis dan kurang inovatif. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang bersemangat, terjadi kegaduhan dan tidak fokus terhadap pembelajaran. Anak didik cenderung hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas apabila disuruh guru. Disini nampak bahwa dalam pembelajaran belum menunjukkan terjalinnya interaksi antara guru dan anak didik serta anak didik dengan temannya yang sebaya. Kompleksitas permasalahan siswa yang cukup beragam, memiliki karakter yang berbeda-beda juga menjadi bagian yang memerlukan pendekatan khusus dalam memecahkannya. Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang tepat dan sangat mempengaruhi peran serta anak didik dalam pembelajaran.

Anak didik membutuhkan model pembelajaran yang mampu menggiringnya untuk kritis, aktif berkomunikasi, mengeluarkan pendapat. Model pembelajaran Problem Posing sangat tepat untuk pembelajaran yang dapat memancing munculnya keterampilan sosial dan untuk menghindari peserta didik mendominasi pembicaraan atau peserta didik diam sama sekali. Huda (2012: 276) menjelaskan bahwa model pembelajaran Problem Posing merupakan pembelajaran yang menekankan pada anak didik untuk membentuk atau mengajukan permasalahan berdasarkan informasi atau situasi yang diberikan. Peserta didik akan dapat mengajukan pertanyaan setelah mengolah dan memahami informasi yang ada dalam pikiran. Pemahaman konsep yang lebih mantap pada diri siswa terhadap materi yang telah diberikan setelah melakukan pengolahan informasi. Silver dalam Irwan (2011: 3) turut menambahkan bahwa Problem Posing merupakan aktivitas yang meliputi merumuskan soal-soal dari hal-hal yang diketahui dan menciptakan soal-soal baru dengan cara memodifikasi kondisi-kondisi dari masalah-masalah yang diketahui tersebut serta menentukan penyelesiannya.

Baca juga:  Tanya Jawab Online Cara Jitu Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa

Penulis sekaligus guru SD Negeri Curug Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan menerapkan model pembelajaran Problem Posing dalam pembelajaran PAI dan BP kelas 5 materi tentang hormat dan patuh kepada orang tua dan guru. Langkah proses pembelajarannya meliputi pertama anak didik menerima penjelasan pada pertemuan sebelumnya. Langkah kedua pada pertemuan berikutnya siswa diharapkan mengumpulkan pertanyaan yang telah ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari terkait materi yang fenomenal. ketiga anak didik mendiskusikannya dengan kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya dan mempresentasikan nya kepada kelompok lain serta didiskusikan kembali secara bersama. melalui diskusi muncul metode Cooperative Learning, yaitu menuntut semua anak didik untuk berdiskusi dan bekerjasama guna memecahkan pertanyaan atau persoalan yang dipelajari.

iklan
Baca juga:  Satuan Susah, Gunakan Kilohek Dekamendes Cemil

Peningkatan naluri kritis anak didik muncul dalam berbagai tahap, mulai dari mengumpulkan pertanyaan atau persoalan dalam kehidupan sehari-hari, berdiskusi dengan kelompoknya, dan membahasnya dengan kelompok lain dalam kelas. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Problem Posing menjadi salah satu alternatif yang tepat dalam meningkatkan naluri kritis anak didik, keaktifan dan percaya diri serta mendidik karakter anak.

 

Oleh: Laela Chusnita, S.Pd.I

SD Negeri Curug Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan

iklan