Belajar Matematika sangat mengasyikan bagi anak-anak yang menyukai,tapi bagi anak yang tidak suka pasti merupakan pelajaran yang sangat membebani. Seringkali penulis mendengar pembicaraan anak- anak yang menggelikan yaitu mereka ada yang bilang” kalau sekolah tidak ada pelajaran matematika, merdeka pastinya kita”. Bahkan ada yang bilang kalau pelajaran Matematika bikin pecah kepala. Itulah anak-anak Zaman Now seakan tidak punya beban sama sekali untuk belajar Matematika.
Hampir semua guru rata-rata merasakan hal yang sama.Pembelajaran Matematika di kelas terdapat masalah antara lain: rendahnya minat belajar siswa, siswa kurang kreatif dalam memecahkan soal atau masalah, hasil belajar siswa belum maksimal, serta metode pembelajaran yang kurang bervariasai.Kompleksnya permasalahan yang dihadapi guru matematika menuntut guru untuk melakukan sebuah usaha perbaikan atau tindakan yang kongkrit.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengubah mind set anak- anak tersebut diatas agar pelajaran Matematika lebihmenyenangkan dan mengasyikan dengan menggunakan pendekatan Problem Possing. Problem possing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “problem” artinya masalah, soal/persoalan dan kata “pose” yang artinya mengajukan. Jadi problem posing bisa diartikan sebagai pengajuan soal atau pengajuan masalah.Perumusan soal sederhana atau perumusan soal ulang yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana yang dilakukan siswa sehingga soal tersebut lebih mudah diselesaikan.Problem posing atau pembentukan soal merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan keterampilan siswa guna meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep Matematika. Tim Penelitian Tindakan Matematika mengatakan bahwa: Adanya korelasi positif antara kemampuan membentuk soal dan kemampuan membentuk masalah. Latihan membentuk soal merupakan cara efektif untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam memecahkan suatu masalah.Tujuan pembelajaran Matematika salah satunya adalah untuk melibatkan semua siswa aktif dan kreatif dalam proses belajar. Sebagai alternatifnya adalah menggunakan model pendekatan problem possing dengan media daun kertas. Media pembelajaran daun kertas adalah alat bantu pembelajaran yang terbuat dari kertas yang dibentuk berbagai bentuk daun yang digunakan guru dalam pembelajaran untuk membantu memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya verbalisme dalam diri siswa serta untuk proses komunikasi dengan siswa agar siswa belajar.
Pembelajaran melalui pendekatan problem possing dengan media daun kertas memberikan pengaruh peningkatan kreatifitas dan hasil belajar siswa. Kreatifitas belajar siswa bisa dilihat dari: mengemukakan pendapat, menyelesaikan soal, keaktifan dalam diskusi dan daya kreasi siswa dalam menggunakan atau membuat media pembelajaran daun kertas. Pembelajaran melalui pendekatan problem possing dengan media daun kertas terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran, di antaranya: siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (60) 63,6% pada tes awal sebelum tindakan menjadi 77,3% pada siklus I meningkat 86,4% pada siklus II.
Rata-rata pada awal sebelum tindakan 61,36, pada siklus I meningkat menjadi 69,1, dan pada siklus II meningkat menjadi 75,5. Ketuntasan belajar pada awal sebelum tindakan 63,6% sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 77,2%,dan pada siklus II meningkat menjadi 86,4%.Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pendekatan problem possing dengan media daun kertas dapat meningkatkan kreatifitas belajar Matematika siswadan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Oleh : Ngatinem,S.Pd.
Guru SMP Negeri 1 Godong,Grobogan