Seiring wabah corona, maka sekolah melalui guru harus tetap melakukan pembelajaran dengan moda yang ada. Saat siswa di rumah tidak serta merta bisa belajar dengan maksimal. Butuh moda terbaik dan fasilitasi guru pengajar. Masalahnya, moda apa yang tepat untuk memfasilitasi siswa di rumah?Siapkah guru melakukan terobosan pembelajaran daring?Siapkan materi atau modul untuk pembelajaran termasuk evaluasinya?
Melihat kondisi wabah corona yang kian meluas, maka kebijakan pemerintah untuk melakukan lock down di pembelajaran menjadi hal tepat. Banyak cara dan moda yang sebenarnya bisa digunakan untuk pembelajaran. Hanya saja, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain pertama program pembelajaran daring yang jelas dari sekolah. Sekolah menyiapkan program dan jadwal yang jelas untuk siswa. Sehingga tidak semua guru serta merta memberikan tugas ke siswa. Kedua prinsip tugas tidak membebani siswa di rumah. Ketiga sekolah dan guru menyiapkan moda yang tepat untuk mendukung pembelajaran jarak jauh selain modul, soal evaluasi dan perangkat lainnya. Keempat piranti pembelajaran jarak jauh yang dimiliki siswa sangat dipertimbangkan. Jangan sampai guru sudah menyiapkan tetapi justri siswa tidak siap dari sisi sarana.
Sejalan dengan itu, sebenarnya ada fasilitas gratis yang sudah berjalan dan disediakan kemendikbud melalui portal rumah belajar di alamat https://belajar.kemdikbud.go.id/sapadrb . Bahkan sejak wabah corona para Duta Rumah Belajar dengan difasilitasi Pusat Data dan Informasi(Pusdatin) Kemendikbud sudah melakukan program pembelajaran jarak jauh. Fasilitas layanan ini gratis dan bisa diakses siswa setiap hari secara daring melalui Webex . Moda webex ini dipilih untuk meberikan layanan pembelajaran daring yang diisi oleh para Duta Rumah Belajar. Program ini terjadwal dengan baik serta dilakukan pada jam-jam belajar siswa. Bahkan materi disajikan dengan sangat menarik oleh narasumber.
Mudah bukan?Siswa bisa saja join dengan link yang tersedia untuk mengikuti pembelajaran oleh Pusdatin tersebut. Sajian materi dalam SAPADRB juga variatif sesuai dengan sebaran kompetensi dasar(KD) di kurikulum 2013. Bukan hanya itu, record materi yang disajikan narasumber bisa diakses di berbagai media sosial Rumah Belajar Pusdatin.
Faktanya program tersebut telah menjadi daya tarik tersendiri siswa. Banyaknya siswa yang join membuktikan bahwa moda ini benar-benar menjadi daya tarik bagi siswa saat di rumah. Sapadrb yang digawangi Pusdatin menjadi salah satu solusi untuk mengatasi pembelajaran siswa selama wabah corona. Tentu belajar di rumah harus didukung dengan berbagai fasilitas termasuk pembelajaran jarak jauh.
Sudah 2(dua) minggu berjalan, pembelajaran jarak jauh melalui video conference (vicon) mampu menyedot perhatian siswa. Siswa dari berbagai jenjang mulai SD hingga SMA dan SMK terlibat secara interaktif. Pembelajaran dengan durasi 90 menit tersebut dibagi dalam sesi paparan, tanya jawab, dan simpulan. Selama kegiatan berlangsung proses interaksi siswa terjalin baik dengan narasumber, moderator dan host.
Kelebihan lain model vicon dari Pusdatin Kemdikbud tersebut mampu memberikan layanan pembelajaran saat di rumah. Pertanyaan siswa ditanyakan langsung melalui vicon maupun melalui chating selama pembelajaran berlangsung. Narasumber yang rata-rata dari duta rumah belajar tersebut, cukup piawai dalam mempresentasikan materi.
Selain kelebihan tersebut, kekurangan pembelajaran jarak jauh semacam ini lebih ke piranti/ alat yang dimiliki siswa. Misalnya android, laptop, headset, speaker, dan kapasitas kuota internet. Kemampuan dan keadaan siswa di daerah tidak sama.Hal tersebut yang kemudian menjadikan program sapa DRB ini berlanjut selama liburan wabah corona.
Sekali lagi, belajar di rumah harus difasilitasi dan didukung, termasuk pendampingan orangtua dan keterlibatan vicon dengan Pusdatin Kemdikbud. Semua diberikan gratis bahkan materi bisa diunduh atau dimiliki pasca kegiatan.
Tukijo, S.Pd
Guru SMP N 17 Semarang/Duta Rumah Belajar Kemdikbud