JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Puluhan siswa SMPN 13 Kota Semarang begitu antusias mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Setelah setahun lebih mereka tak bisa sekolah karena pandemi, hari ini mereka menginjakkan kaki di sekolah untuk pertama kali.
Wajah-wajah ceria begitu terlihat dari anak-anak itu. Mereka begitu semangat berlarian dari gerbang untuk masuk ke kelas. Mereka juga terlihat tertib menerapkan protokol kesehatan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang sedang gowes pagi menyempatkan mampir ke sekolah itu. Ia mengecek pelaksanaan PTM dan memastikan protokol kesehatan berjalan baik.
Ganjar pun berdialog dengan para siswa yang hadir. Pertanyaanya hampir sama, bagaimana rasanya bisa kembali ke sekolah.
“Gimana rasanya bisa sekolah lagi? Enak sekolah di rumah apa di sini?,” tanya Ganjar.
“Enak di sini pak, bisa ketemu teman-teman. Lebih paham saat diterangkan guru,” kata mereka.
Ganjar pun tidak sepenuhnya percaya dengan pernyataan itu. Sambil bercanda, Ganjar mengatakan apakah tidak lebih enak belajar di rumah karena bisa rebahan.
“Kan enak di rumah, sambil rebahan,” candanya disambut tawa siswa.
Candaan Ganjar itu ternyata dibenarkan oleh salah satu siswa. Alvi Layinatul Fauzizah membenarkan bahwa PTM kali ini membuatnya senang sekaligus sedih.
“Senang karena bisa masuk kembali, ketemu teman-teman. Sedihnya nggak bisa lagi belajar sambil tiduran, sambil makan. Kan biasanya kalau belajar daring bisa sambil rebahan,” ucapnya.
Meski begitu Alvi tetap memilih bisa belajar tatap muka seperti saat ini. Selain lebih memahamkan dan mudah dimengerti, ia juga bisa bertemu dengan teman-teman sekelasnya.
“Sejak pandemi kan saya belum pernah sekolah, jadi tidak ketemu teman-teman. Saya sudah akrab, sering ketemu saat daring tapi belum ketemu langsung. Satu setengah tahun kan nggak sekolah,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Gladis, siswi lainnya. Ia mengatakan sejak diterima ke SMP itu, ia belum pernah bertemu dengan teman-temannya.
“Ini baru bisa ketemu teman-teman, senang rasanya. Semoga Corona segera hilang dan kami bisa belajar seperti ini selamanya. Kalau belajar daring agak susah dipahami,” pungkasnya. (sgt)