“Pembelajaran ialah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar , bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan, dan sikap” (Dimyati dan Mudjiono, 2002:157). Matematika adalah sebuah ilmu dengan objek kajian yang bersifat abstrak. Dalam bahasa Indonesia ‘abstrak’ dimaknai sebagai sesuatu yang tak berwujud atau hanya gambaran pikiran. R Soedjadi( 2000:15) mengemukakan dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sehingga disebut objek mental, objek ini merupakan objek pikiran. Objek kajian matematika yang bersifat abstraks menyebabkan sebagian anak menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit. Anak membutuhkan motivasi dan kemauan yang kuat untuk belajar. Belajar matematika butuh daya nalar yang tinggi. Berbeda dengan pelajaran lainnya seperti keterampilan atau prakarya. Anak akan mudah membangkitkan semangat untuk belajar prakarya.
Sedangkan dalam belajar matematika, siswa sering mengalami kebosanan akibatnya siswa mengantuk. Tidak sambung dengan tema yang sedang dibicarakan. Karena bosan menyebabkan siswa berbicara sendiri tidak perhatian pada pelajaran. Bahkan ada yang iseng ngerjain temannya.
Solusi cerdas sangat diperlukan agar siswa bisa lebih bersemangat dalam belajar matematika. Penulis punya ide untuk mengajarkan materi perkalian matriks pada kelas XI IPS SMA N 8 Semarang dengan membuat puzzle Perkalian Dua Matriks (PDM). Puzzle PDM membuat Matematika lebih real. Angka-angkanya dapat dipegang dan ditempel. Dua buah matriks bisa dikalikan apabila banyaknya kolom pada matriks pertama sama dengan banyaknya baris pada matriks kedua. Penulis membuat dua buah matriks dengan ordo berbeda dan dapat dikalikan. Misalnya matriks pertama dengan ordo 2 x 3 dan matriks kedua dengan ordo 3 x 3. Ordo adalah perkalian baris dengan kolom. Menunjukkan banyaknya baris dan banyaknya kolom.
Dengan karton tebal dibuat angka masing-masing 3 buah pada matriks pertama dan 2 buah pada matriks kedua. Siswa dibuat 6 kelompok, masing-masing kelompok 5 sampai 6 orang. Tiap-tiap kelompok diberi satu set puzzle perkalian yang terdiri dari dua buah matriks yang berbeda warna yang bisa dikalikan. Dua matriks dibedakan warnanya agar angka-angka yang disusun terlihat berasal dari matriks pertama atau kedua. Siswa diminta menyusun berdasarkan aturan perkalian dua matriks yaitu baris kali kolom, angka pertama kali angka pertama ditambah angka kedua kali angka kedua ditambah angka ketiga kali angka ketiga. Angka yang berasal dari baris pertama matriks pertama dan kolom pertama matriks kedua akan menempati baris pertama kolom pertama pada matriks hasil. Sedangkan angka yang berasal dari baris kedua matriks pertama dan kolom pertama matriks kedua akan menempati baris kedua kolom pertama pada matriks hasil. Demikian dan seterusnya sehingga semua baris dan kolom dikalikan.
Dengan warna matriks yang berbeda memudahkan siswa menyusun dalam baris dan kolom serta menambah semangat siswa mempelajari konsep perkalian dua matriks. Semangat atau “ghiroh” belajar yang kuat akan membuat siswa mampu mengatasi semua kesulitan yang dihadapi. Tidak ada siswa yang mengantuk atau berbicara sendiri. Siswa berdiskusi mengambil angka yang benar pada baris atau kolom berapa untuk diletakkan pada matriks hasil.
Strategi mengajar dengan Puzzle Perkalian Dua Matriks memberi manfaat antara lain membuat siswa lebih bersemangat belajar Matematika, me-real-kan matematika yang bersifat abstrak sehingga siswa lebih mudah memahami materi perkalian dua matriks, dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Komariyatun, S.Pd
Guru Matematika SMA N 8 Semarang