Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam proses pembelajaran sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Guru merupakan sumber informasi bagi siswa sehingga guru dituntut proaktif guna mengatasi permasalahan dalam proses belajar agar berjalan dengan baik dan kondusif. Untuk mendapatkan respon yang baik dari siswa dalam pembelajaran sebaiknya menggunakan pendekatan yang tepat, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu Salingtemas. Apakah Salingtemas itu?
Salingtemas merupakan salah satu pendekatan dalam proses pembelajaran yang memperhatikan empat unsur yaitu Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat. Dengan ini siswa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang dimiliki. Titik berat pembelajaran IPA berwawasan Salingtemas adalah mengaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan keberadaan serta implikasi konsep tersebut pada lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Pendekatan Salingtemas merupakan kecenderungan masa depan pendidikan yang harus disadari oleh masyarakat. Untuk itu SMP Negeri 1 Giritontro perlu mengimplemasikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Salingtemas sebagai salah satu alternatif agar meningkatkan hasil belajar pada siswa.
Dalam pembelajaran IPA, penerapan pendekatan Salingtemas ini dimulai dari cara pandang terbuka yang dimiliki oleh guru dalam mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat berkenaan dengan subjek sains. Dengan begitu perlu kepekaan yang tinggi dari guru IPA terhadap situasi di masyarakat yang bernuansa sains. Pada proses pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas, guru dapat mengangkat isu yang berkembang di masyarakat, misalnya mengenai penyakit yang berhubungan dengan saraf, hormon, dan indera pada materi sistem koordinasi kemudian mengaitkan ke dalam bentuk teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan maupun masyarakat serta cara pemecahannya atau tindakan positif apa yang dapat dilakukan dalam menanggapi isu tersebut. Dengan begitu siswa akan dituntut berpikir aktif dan kreatif.
Pada pembelajaran materi sistem koordinasi dengan bervisi Salingtemas, guru sedapat mungkin membawa siswa ke arah pemikiran yang menyeluruh dan terpadu dengan mengaitkan antara materi sistem koordinasi yang dipelajari dengan keberadaan serta implikasi materi tersebut dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Salah satu contoh pembahasan tentang hormon, yaitu kelenjar langerhans (kelenjar pankreas) menghasilkan hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah.
Kekurangan hormon insulin menyebabkan Diabetes mellitus (kencing manis). Bila dihubungkan dengan Salingtemas adanya Diabetes mellitus (sains) maka untuk mengatasinya dapat dengan memproduksi insulin sintetis, obat untuk diabetes, produk susu atau gula khusus. Selain itu perlu adanya dokter spesial untuk amputasi jika penderita diabet sampai mengalami pembusukan pada organ tubuh yang mengalami luka dan dokter mata jika diabetesnya dapat menyebabkan kebutaan (teknologi). Cara selanjutnya dengan mengubah gaya hidup masyarakat untuk memilih gaya hidup sehat (masyarakat dan lingkungan). Berikut adalah rantai Salingtemas terkait dengan pembahasan tentang kekurangan hormon insulin yang dapat menyebabkan Diabetes mellitus (kencing manis).
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemikiran yang kreatif bisa mendorong siswa menguasai pengetahuan, manfaat, dan efek samping terkait permasalahan yang dibahas. Pembelajaran dengan pendekatan Salingtemas mengandung makna bahwa di dalam pembelajaran yang dilaksanakan mengaitkan antara unsur Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat secara timbal balik.
Bhety Hapsari Mulyo, S.Pd.
SMP Negeri 1 Giritontro, Wonogiri