Pembelajaran menulis narasi dapat melatih siswa untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaan mereka secara runtut agar dapat dipahami oleh orang lain sehingga menumbuhkan kepercayaan diri. Oleh karena itu, menulis narasi harus dikembangkan kepada siswa agar dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Permasalahan yang ada dalam pembelajaran menulis narasi di kelas 5 SDN 1 Tegalsari yaitu guru langsung memberi tugas untuk menulis narasi tanpa mempertimbangkan petunjuk tahapan menulis dengan benar dan tidak memberi kesempatan untuk bekerjasama saat proses menulis narasi, teori tentang penggunaan bahasa dan ejaan juga belum diperhatikan oleh guru, sehingga menimbulkan siswa kebingungan dan kesulitan dalam menuangkan ide.
Selain itu, kemampuan dalam menggunakan ejaan baik tanda baca maupun huruf kapital masih kurang. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa dalam menulis narasi masih rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dalam menulis narasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru dapat menggunakan model pembelajaran yang menarik dengan pembelajaran kooperatif agar siswa termotivasi untuk belajar dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran (Slavin, 2005:257), salah satunya adalah model Rally Coach.
Menurut Kagan (2009:19) pembelajaran model Rally Coach adalah pembelajaran yang melibatkan sepasang atau partner siswa saling membantu dalam satu kelompok yang memiliki kemampuan berbeda. Model pembelajaran Rally Coach merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Rally Coach menurut Kagan (2009:32), diawali dengan membentuk kelompok berpasangan; menetapkan mitra A dan mitra B dan setiap kelompok diberikan petunjuk kerja; mitra A memecahkan masalah sedangkan mitra B mengamati, mendengarkan, menilai, memberitahu jika diperlukan, dan menghargai; mitra B memecahkan masalah berikutnya, mitra A mengamati, mendengarkan, menilai, memberitahu, menghargai; dan mitra mengulangi pergantian peran untuk memecahkan masalah berikutnya.
Langkah-langkah pembelajaran menulis cerita bergambar (cergam) dengan model Rally Coach diawali dengan membentuk kelompok berpasangan secara heterogen dari segi kemampuan agar siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat membantu pasangannya saat proses menulis cergam. Menetapkan peran mitra A dan mitra B. Setiap kelompok diberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dilengkapi dengan petunjuk tahapan menulis cergam yang terdiri dari eksposisi, konflik, dan penyelesaian berdasarkan gambar dalam LKS. Tahap ekposisi berupa pengenalan tokoh dan latar. Tahap konflik memaparkan tentang terjadinya masalah dan tahap penyelesaian mencakup solusi dari masalah yang terjadi berdasarkan gambar. Mitra A dan mitra B bersama – sama menentukan ide pokok, kemudian mitra A mengembangkan ide pokok paragraf pertama. Kemudian mitra B mengamati, menilai, dan memberi masukan jika diperlukan. Mitra B memecahkan masalah berikutnya yaitu mengembangkan ide pokok paragraf kedua. Kemudian mitra A mengamati, menilai, dan memberi masukan jika diperlukan.
Saat menilai, mitra A atau mitra B menggunakan lembar penilaian kelengkapan tahapan menulis. Mitra mengulangi pergantian peran untuk mengembangkan paragraf berdasarkan ide pokok yang mereka buat sesuai dengan isi gambar. Sementara itu guru berkeliling memberi bimbingan dan masukan pada setiap kelompok. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya. Siswa yang menyelesaikan tugas dengan baik diberikan reward.
Dengan pembelajaran model Rally Coach, siswa mendapat manfaat langsung untuk belajar mencurahkan kreativitasnya dalam mengembangkan kemampuan menulis, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan memberikan umpan balik (Eggen dkk., 2012:130-131). Sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis cergam.
Isna Khotimah, S.Pd
SD Negeri 1 Tegalsari, Kec. Kedu, Kab. Temanggung