Dunia sekarang ini memiliki masalah yang sangat pelik terhadap sampah. Tak terkecuali bangsa Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik no 2 dunia. Sungguh masalah yang sangat memprihatinkan. Bagi Negara yang sudah maju seperti (1)Jerman yang berhasil mendaur ulang sampah 56,1%, Austria, Korea Selatan, Wales,Swsss, menjadi barang berguna.
Pada masa pandemi ini Re Us ( penggunaan barang kembali ) menjadi salah satu solusi bagi kegiatan murid. Dengan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai akan memupuk kreatifitas anak, di sela-sela kegiatannya melaksanakan belajar melalui daring. Sudah barang tentu perlu bimbingan dari orang yang mumpuni, dengan harapan mendapatkan pengalaman yang berguna.
Masa pandemi memang sangat berpengaruh terhadap segala kegiatan masyarakat. Terutama pada dunia pendidikan sangat terdampak. Kegiatan ekonomi masyarakat tidak bisa berjalan dengan semestinya. Pada bulan-bulan pertama memang masih bisa diatasi, namun PSBB yang berkepanjangan dirasa berat, ekonomi untuk mendukung kehidupan menjadi kendala karena tak ada pemasukan.
Pada dunia pendidikan keadaan ini membutuhkan pemikiran yang sangat serius. Kebijakan BDR ( Belajar Dari Rumah ) membutuhkan kreativitas seorang guru agar anak-anak tidak bosan dengan tugas online. Oleh karena itu, kreativitas memanfatkan barang bekas bisa mengobati kejenuhan. Salah satu contohnya memanfaatkan limbah plastik dari botol minuman. Pemanfaatannya antara lain untuk pot bunga, menanam kangkung dan masih banyak lagi. Bahkan di layar TV sekarang masih ngetrand para ibu di berbagai kegiatan mengadakan perkumpulan untuk pemanfaatan limbah plastik tersebut.
Dari berbagai kreasi yang dihasilkan tidak hanya berimbas pada peningkatan kreatifitas namun juga bisa bernilai ekonomi. Selain sampah plastik, kita bisa memanfaatka perca kain menjadi aneka kreasi. Hanya dengan bekal kain sisa dan tutup gelas sebagai alat, maka kain perca bisa dimanfaatkan menjadi bahan untuk membuat bros dengan aneka macam. Caranya kita siapakan kain, letakkan tutup gelas di atasnya, kita gambar pola menurut tepian tutup gelas, buat 5 buah. Gunting menurut pola, siapkan jarum tangan dan benang, lipat hasil gutingan jadi setengah lingkaran, buat tusuk jelujur di tepian kain setengah lingkaranan,
Tak kalah penting lagi pemanfaatkan handuk menjadi kreasi pot bunga. Hanya dengan menambah bahan semen ( semen untuk bangunan), yang dicampur air, lalu handuk dimasukkan dalam semen tadi. Setelah itu letakan pada cetakkan tinggal menunggu kering. Setelah kering bisa dipercantik dengan cat warna warni.
Untuk itu kita sebagai guru bisa mengambil sikap positif dalam memanfaatkan waktu. Dengan memberikan pengertian, contoh tentang masalah yang ada di sekitar kita bahkan amat dekat dengan kita. Salah satunya adalah masalah sampah yang menjadi begitu gencar di media. Bagaimana tidak, karena selain sampah menimbulkan bau yang tidak sedap, sumber penyakit, juga lahan untuk menampung sampah tak memenuhi lagi. Sehingga menjadi hal serius yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebenarnya jika kita mampu memanfaatkan kembali, sampah akan menjadi sahabat kita.
Sampah organik yang diolah akan menjadi pupuk tanaman yang aman bagi tumbuhan. Sekarang ini dengan banyaknya jenis makanan yang diolah pabrik, mengharuskan kita untuk selektif dalam memilih. Dengan mengetahuinya kita menjadi lebih aman dan tenang.
Penggunaan barang yang sudah tidak terpakai, juga merupakan salah satu sikap hemat. Tidak selalu membeli. Sekiranya masih bisa digunakan mengapa tidak? Bahkan dari pengertian yang kita berikan pada anak , contoh-contoh pemanfaatan barang bekas, latihan-latihan yang kita berikan , akan menumbuhkan kreasi dan inovasi bagi anak didik kita.
Oleh: Titik Fuadah, S.Pd.SD
Guru SDN Kalinongko, Loano, Purworejo