JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr Sofyan Anif MSi, didaulat menjadi keynote speaker dalam ajang seminar internasional antarbangsa mengenai Bahasa Melayu yang diselenggarakan di Fatoni University (FTU) Thailand.
Acara yang bertajuk ‘Seminar Antarbangsa, Memartabatkan Bahasa Melayu/Indonesia ASEAN’ itu berlangsung di hall utama FTU pada Sabtu-Minggu (24-25/11/2018).
“Kami terpilih menjadi keynote speaker mendampini Menteri Pendidikan Malaysia dalam seminar pemartabatan bahasa Melayu-Indonesia ASEAN. Seminar ini mendiskusikan tentang kekuatan dan seluk beluk bahasa melayu/Indonesia,” kata Rektor UMS Dr Sofyan Anif, Senin (26/11).
Dalam paparannya, Sofyan Anif mengatakan bahwa Indonesia dan beberapa negara anggota ASEAN memiliki kesamaan misi bagaimana agar Bahasa Melayu/Indonedia bisa menjadi bahasa internasional. Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN punya keinginan yang kuat agar Bahasa Melayu/Indonesia bisa mendunia.
Karena itu, Sofyan menawarkan sejumlah strategi yang harus ditempuh agar cita-cita tersebut bisa terealisasi. Salah satu strategi yang penting adalah meningkatkan pengembangan ipteks (ilmu pengetahuan dan teknologi).
“Harus ada strategi dan kebijkan yang secara langsung bisa mendorong dan memperkuat tercapainya misi tersebut. Salah satu strategi yang penting perguruan tinggi di ASEAN harus punya komitmen yang tinggi untuk pengembangan ipteks,” papar Sofyan Anif.
Dikatakan Sofyan Anif, selama ini negara-negara ASEAN relatif masih menjadi konsumen Ipteks, belum menjadi produsen ipteks. Salah satu tujuan seminar ini untuk merangsang negara ASEAN produktif dalam ipteks, maka akan banyak buku-buku dan jurnal-jurnal yang ditulis dalam Bahasa Indonesia dan negara-negara di luar ASEAN menjadi konsumen. Dengan demikian mereka dengan sendirinya akan mengonsumsi karya tulis dalam bahasa merelayu/Indonesia tersebut,” ungkapnya.
Acara seminar tersebut merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya. Perwakilan dari UMS dihadiri oleh Dr Sofyan Anif, MSi (Rektor UMS), Prof Dr Abdul Ngalim (BPH) dan Prof. Dr Harun Joko Prayitno (Dekan FKIP).
“Diharapkan kegiatan ini tidak hanya diselenggarakan dalam acara seminar saja. Tetapi lebih dari itu akan menjadi sebuah komunitas para peserta dari Negara-negara di ASEAN untuk menjunjung tinggi dan mempopulerkan Bahasa Melayu/Indonesia,” katanya.
Selanjutnya akan dilakukan pertemuan lanjutan untuk menindaklanjuti hasil-hasil pertemuan di Thailand tersebut. Rencananya pada minggu ke-3 setelah acara seminar bertempat di UMS dan selanjutnya di UM-Makassar. Rencananya juga akan dibentuk Asosiasi Prodi Pendidikan Bahasa Melayu/Indonesia ASEAN. (dea/bis)