Saat ini Matematika masih merupakan muatan pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian besar peserta didik. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain yaitu karena Matematika banyak menggunakan rumus, peserta didik tidak memahami konsep materi, serta terbatasnya ruang interaksi antara guru dan peserta didik. Pada pembelajaran Matematika Kelas VI Semester 2 SD Negeri 2 Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2022/2023 Materi Pengolahan Data masih menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Berdasarkan fakta yang ada, dari 18 peserta didik hanya 57% yang meraih nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70, dengan prosentase keaktifan hanya 50%. Untuk mengatasi hal ini salah satu solusi yang guru lakukan antara lain dengan menerapkan metode pembelajaran Role Playing atau bermain peran yang diharapkan mampu meningkatkan keaktifan sekaligus hasil belajar peserta didik.
Dalam pembelajaran Matematika SD lebih tepat jika menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang menggabungkan tugas-tugas bermakna untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Seorang guru dituntut harus memiliki standar kompetensi pedagogik yang salah satu aspeknya adalah menguasai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat dilakukan oleh guru di kelas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Role Playing atau bermain peran. Model pembelajaran Role Playing menurut para ahli, antara lain diungkapkan oleh Djamarah (2010) yang mengatakan bahwa model Role Playing (bermain peran) dapat dikatakan sama dengan sosiodrama, yang pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Pembelajaran Role Playing pada prinsipnya merupakan pembelajaran dengan menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang kemudian dijadikan bahan refleksi agar peserta didik dapat memberikan penilaian terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian memberi saran/alternatif bagi pengembangan peran-peran tersebut.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Role Playing yaitu : 1. persiapan 2. pemilihan pemain/pemeran drama 3. pendekorasian panggung (ruang kelas) 4. penunjukan pengamat (observer) 5. pelaksanaan bermain peran 6. diskusi dan evaluasi 7. berbagi pengalaman dan penarikan kesimpulan.
Dalam pembelajaran pengolahan data, saat menerapkan metode pembelajaran Role Playing dapat dimulai dari tahap persiapan yaitu dengan membagi peserta didik menjadi tiga kelompok, dengan maksud agar fokus pada tiga materi inti pengolahan data yaitu mean, modus, dan median. Kemudian dilanjutkan memilih pemain/pemeran drama. Dengan sedikit sentuhan dekorasi kelas, kegiatan Role Playing bisa terkesan lebih hidup. Jika satu kelompok sedang bermain peran, maka kelompok lain sebagai pengamat. Pada saat pelaksanaan Role Playing, peserta didik bebas mengekspresikan karakter perannya. Kemudian dilanjutkan diskusi, evaluasi, kritik/saran, dan diakhiri penarikan kesimpulan.
Untuk mencari mean atau rata-rata yaitu dengan cara membagi jumlah data dengan banyaknya data. Dalam hal ini bisa dicontohkan dengan bermain peran dalam drama “Buah Tangan Ibu”, dimana dalam satu kelompok ada yang berperan sebagai ibu dan lainnya sebagai anak. Drama ini menceritakan tentang ibu yang pergi ke pasar membeli berbagai macam buah-buahan yang kemudian sampai di rumah dibagikan sama rata kepada anak-anaknya. Tiap bagian inilah yang nantinya dinyatakan sebagai mean.
Untuk mencari modus, guru bisa membuat drama “Sensus Jenis Pekerjaan Wargaku”, dimana ceritanya tentang Ketua RT yang sedang mewawancarai sekaligus mencatat jenis pekerjaan warganya. Jenis pekerjaan yang paling banyak inilah yang nantinya dinamakan modus. Modus adalah nilai yang sering banyak muncul. Modus juga bisa dikatakan sebagai nilai frekuensi tertinggi atau terbanyak.
Sedangkan untuk mencari median, guru bisa membuat drama “Nilai Matematika Muridku”, dengan menugaskan salah seorang anggota kelompok berperan sebagai guru yang sedang mencatat nilai Ulangan Harian Matematika murid-murid di kelasnya. Untuk dicari nilai yang berada di tengah nilai terendah sampai tertinggi, yang selanjutnya dinamakan median.
Dari uraian tersebut sangatlah jelas bahwa model pembelajaran Role Playing dimulai dari penugasan peserta didik untuk memerankan suatu tokoh sesuai materi, kemudian peserta didik dapat memperdalam pengetahuannya untuk memecahkan masalah. Masalah yang diselesaikan melalui pembelajaran Role Playing dapat memberi pengalaman belajar yang bermakna hingga dapat meningkatkan pemahaman tentang apa yang mereka pelajari, kemudian dapat menerapkannya dalam kondisi nyata kehidupan sehari-hari.
Melalui pembelajaran Role Playing terbukti dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Matematika Kelas VI Semester 2 SD Negeri 2 Rejosari Tahun Pelajaran 2022/2023 Materi Pengolahan Data menjadi 90%, sekaligus meningkatkan prosentase ketuntasan hasil belajar pula menjadi 89%. Ketika peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran bermakna, maka akan diikuti pula dengan adanya peningkatan hasil belajar.
Oleh : Laili Badriyatul Muniroh, S.Pd.SD.
Guru SD Negeri 2 Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan