Role Playing Tingkatkan Kemampuan Berbicara

Ngadariyah, S.Pd.SD

Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik), siswa (peserta didik), materi (bahan), media (alat/sarana), dan metode pembelajaran atau pola penyampaian bahan ajar. Dalam proses belajar mengajar siswa mendapatkan sejumlah pengetahuan, nilai keteladanan yang membentuk sikap serta keterampilan yang berguna baginya dalam menyikapi berbagai permasalahan kehidupan.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:44- 45) proses belajar mengajar di sekolah didasari sebuah teori yang menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Mengajar merupakan proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik melakukan proses belajar. Selanjutnya, pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan dalam melakukan anak didik proses belajar (Nana Sudjana dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002:45). Untuk itu, guru dan siswa memiliki peran penting dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang kondusif.

Baca juga:  Bermain Kartu Huruf Tumbuhkan Minat Belajar Membaca

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995 : 2). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat sub aspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999 : 2) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.

Untuk meningkatkan kemampuan berbicara di kelas IV SD Negeri 1 Panawaren pada kompetensi dasar 3.5 mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi, guru menggunakan metode pembelajaran role playing. Berbicara adalah bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 165). Sedangkan Tarigan (1998: 15), mengungkapkan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan.

iklan
Baca juga:  Modeling Tingkatkan Keterampilan Membaca Puisi Karya Sendiri

Role Playing (bermain peran) sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan diri (jati diri) didunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok (Uno Hamzah, 2009: 26). Hal ini berarti, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Uno juga mengungkapkan bahwa proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk: (1) menggali perasaannya; (2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsinya; (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah; (4) mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara.

Baca juga:  Pudarnya Budaya Antri Bagi Tunas Bangsa

Penggunaan metode role playing pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri 1 Panawaren berhasil meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan berbicara tinggi mencapai 88%. Dengan metode role playing dapat mengarahkan siswa lebih merasakan secara langsung berproses nyata seperti dalam kehidupan sehari-hari misalnya  banyaknya macam-macam kebutuhan, berbagai cara pemenuhan kebutuhan, berbagai kegiatan ekonomi dan lain-lain. Keberhasilan metode pembelajaran role playing ini tergantung pada kualitas permainan peran (enactment) yang diikuti dengan analisis terhadapnya.

Oleh:

Ngadariyah, S.Pd.SD

Guru SD N 1 Panawaren Kec. Sigaluh Kab. Banjarnegara

iklan