Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Ada empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, semua keterampilan ini harus diajarkan secara integrated untuk mencapai keterampilan berbahasa Inggris.Keterampilan berbahasa Inggris yang dimaksud adalah terampil dalam berkomunikasi baik secara lesan maupun tertulis.
Namun speaking merupakan keterampilan yang paling tidak diminati dan menjadi momok bagi siswa. Siswa merasa takut kalau disuruh berbicara Bahasa Inggris karena berbagai macam alasan, ada yang malu karena tidak memiliki kepercayaan diri yang kuat, takut dikatakan gaya oleh temannya, dan adapula yang dikarenakan tidak memiliki perbendaharaan kata.Kondisi seperti itu pula yang terjadi di kelas XI AK I SMK Negeri 7 Purworejo. Siswa cenderung pasif dan memilih diam kalau disuruh bicara Bahasa Inggris .
Untuk mengatasi kondisi tersebut penulis berusaha mencari solusi yang tepat agar siswa punya kepercayaan diri dan antusias kalau disuruh berbicara Bahasa Inggris. Penulis mencoba menerapkan metoda Role Playing. Menurut Jill Hadfield, 1986, Role Playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan, dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas.
Pada metode bermain peran, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera kedalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa ( bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid ( Departemen Pendidikan Nasional, 2002).
Dari pengertian tersebut diatas, penulis menerapkan model role playing untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian siswa berbicara Bahasa Inggris, penulis membagi kelas dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok diberi naskah dialog yang berbeda-beda, kemudian siswa diminta mengahafalkan naskah tersebut sekitar 10 menit, setelah itu setiap kelompok diminta untuk presentasi di depan kelas tanpa teks.
Pada percobaan pertama siswa mulai nyaman karena mereka tidak mengalami kendala, maka untuk memantapkan kepercayaan diri siswa, penulis memberikan gambar yang sama untuk setiap kelompok dan diberi waktu 10 menit untuk mendiskusikan dan mendeskripsikan gambar sesuai dengan pemahaman setiap kelompok, setelah itu siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas secara bergantian, sementara kelompok lain menyimak dan diminta menambahkan pendapat mereka apabila ada yang berbeda, kemudian diakhir pembelajaran siswa mendiskusikan dan merangkum hasil presentasi mereka. Dari dua kali tugas yang diberikan tersebut siswa sudah semakin percaya diri dan antusias berbicara Bahasa Inggris.
Sebagai pemantapan setiap kelompok diberi tugas untuk membuat dialog dengan tema yang berbeda-beda kemudian mempraktekkannya di depan kelas tanpa teks,alhasil siswa sudah tidak malu-malu lagi berbicara Bahasa Inggris dan sangat antusias serta kelas menjadi sangat hidup.Dari hasil tersebut Penulis meyakini bahwa model Role Playing mampu meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan efektif.Karena metoda role playing sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa , maka model tersebut penulis terapkan juga di kelas lain, sehingga semua siswa terampil berbicara Bahasa Inggris dan mempunyai keyakinan bahwa berbicara Bahasa Inggris itu tidak sulit dan sangat menyenangkan.
NANIK IRAMAWATI,S.Pd
GURU BAHASA INGGRIS SMK N 7 PRWOREJO
