Role Playing Tingkatkan Kompetensi Pemanduan Wisata

Darsini, S.Pd. Guru Usaha Perjalanan Wisata, SMK Negeri 2 Semarang
Darsini, S.Pd. Guru Usaha Perjalanan Wisata, SMK Negeri 2 Semarang

Pelajaran pemanduan merupakan pelajaran yang berat bagi peserta didik. Peserta didik diharapkan tidak hanya menguasai teknik pemanduannya tetapi juga harus mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Kemampuan bahasa Inggris yang kurang memadai membuat peserta didik tidak percaya diri. Karena kondisi inilah peserta didik merasa berat ketika mengikuti pembelajaran pemanduan wisata. Hal ini juga terjadi di SMK Negeri 2 Semarang pada Kompetensi Keahlian Usaha Perjalanan Wisata Kelas XII semester gasal. Untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran pemanduan wisata khususnya KD melaksanakan proses bantuan keberangkatan dan kedatangan (Layanan Transfer) perlu diterapkan metode yang menyenangkan dan dapat melibatkan partisipasi semua peserta didik. Metode yang cocok diterapkan untuk KD tersebut salah satunya adalah metode role playing.

Perdana (2010) menyatakan bahwa metode bermain peran merupakan suatu metode pembelajaran, di mana subjek diminta untuk berpura–pura menjadi seseorang dengan profesi tertentu yang digeluti orang tersebut. Sedangkan Santoso (2010) menyatakan bahwa metode bermain peran mendayagunakan pengaruh kinestetik atau gerakan, sebab subjek diminta untuk melakukan suatu peranan tertentu. Metode ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan interpersonal atau kemampuan individu untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, metode role playing sangat cocok digunakan dalam pembelajaran KD melaksanakan proses bantuan keberangkatan dan kedatangan (layanan transfer), karena peserta didik diharapkan dapat melayani dan berinteraksi dengan wisatawan dalam layanan transfer.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan penjelasan kepada peserta didik tentang kompetensi yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran role playing. Peserta didik dibentuk berkelompok untuk bekerja sama menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan dikelas. Skenario disusun mulai dari adegan layanan penjemputan di bandara, pemanduan dalam perjalanan dari bandara menuju hotel dilanjutkan dengan penanganan check in hotel. Masing-masing kelompok berdiskusi dan bekerjasama dalam menyusun skenario dalam bahasa Inggris dibawah bimbingan guru.

Baca juga:  Tingkatkan Budayakan Baca Pada Diri Anak

Masing-masing kelompok memperagakan skenarionya bagaimana pemandu wisata melayani dan berinteraksi dengan wisatawan dan orang-orang yang terlibat dalam layanan pemanduan pada waktu penjemputan wisatawan di bandara. Dilanjutkan dengan layanan pemanduan dalam perjalanan dari bandara menuju hotel serta proses layanan pemanduan pada waktu check in hotel. Peserta didik berperan sebagai pemandu wisata, pramuwisata, porter, sopir, recepsionis dan lain-lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Dalam kegiatan ini kelompok yang lain melakukan pengamatan pada kelompok yang sedang memperagakan skenarionya. Di akhir pembelajaran peserta didik masing-masing kelompok menyusun dan menyampaikan hasil kesimpulan berdasarkan skenario yang dimainkan oleh kelompok yang lain.

iklan

Kelebihan pembelajaran role playing dalam pembelajaran layanan transfer adalah peserta didik dapat menempatkan dirinya sebagai pemandu wisata yang sedang melayani wisatawan dalam layanan transfer dan mampu merasakan perasaan yang dialami pemandu wisata serta mampu menumbuhkan sikap saling memperhatikan orang lain. Sedangkan kelemahannya adalah role play tidak akan berjalan lancar jika pemahaman terhadap peran tidak dimengerti dengan baik, sehingga perlu adanya pendampingan selama penyusunan skenario sampai dengan peragaannya.

Baca juga:  Reading Guide dengan TTS “ Atasi Kebosanan dalam Belajar Geografi

Dengan role playing semua peserta didik bisa aktif mengambil peran dalam layanan transfer dan semua dapat mempraktikkan komunikasi dalam bahasa Inggris sesuai dengan peran masing-masing. Pemilihan peran yang dilakukan secara diskusi kelompok yang disesuaikan dengan kecocokan dan kemampuan masing-masing, memberikan dampak peserta didik memperagakan peran masing-masing dengan percaya diri. Hal inilah yang diharapkan dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pemanduan wisata.

Darsini, S.Pd.

Guru Usaha Perjalanan Wisata, SMK Negeri 2 Semarang

 

iklan