Role Playing Tingkatkan Pementasan Drama Siswa

Endah Puspitaningrum, S.Pd SMP Negeri 1 Ngadirejo
Endah Puspitaningrum, S.Pd SMP Negeri 1 Ngadirejo

Drama sebagai karya sastra pada umumnya menceritakan kenyataan hidup dalam bentuk artistik sehingga kehadirannya mempunyai arti tersendiri bagi si pembaca atau si penikmat. Pembelajaran sastra drama memiliki tujuan yang akan dicapai secara kelompok maupun individu. Pelajaran sastra drama di sekolah, merupakan suatu pengajaran yang membutuhkan tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara berencana. Dalam proses pengajaran guru membutuhkan metode khusus untuk merangsang anak didik dalam keberhasilan pencapaian tujuan dari pengajaran.
Pembelajaran materi drama termasuk sastra. Pementasan drama di sekolah dilakukan oleh guru bahasa indonesia, dimaksudkan untuk melatih keterampilan siswa dalam pementasan. Sikap siswa selain keterampilan dalam pementasan drama perlu memperhatikan kerja sama, yang merupakan bentuk interaksi sosial, dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang untuk kebutuhan bersama (Tohirin, 2006).

Pembelajaran materi drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ngadirejo dalam keterampilan pementasan drama masih rendah karena siswa kurang berpartisipasi aktif dan kreatif, kerjasama, mengetahui cara mengekspresikan serta memahami karakter dan watak tokoh yang diperankan.
Metode yang diterapkan dalam pembelajaran materi drama untuk mengatasi permasalahan siswa dalam melakukan keterampilan pementasan drama adalah mengunakan metode role playing.

Baca juga:  Bangun karakter lewat PAIBP

Salah satu metode pembelajaran kooperatif adalah model bermain peran (role playing). Bermain peran (role playing) adalah salah satu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan spesifik (Zaini, dkk. 2008). Dalam role playing siswa dikoordinasikan pada situasi tertentu, sehingga semua siswa mendapat peran aktif menjadi subjek dari materi yang diajarkan.

Penerapan metode role playing pada pembelajaran materi diharapkan menumbuhkan keaktifan, kreatifitas dalam pembelajaran, saling menghargai, terampil, dan kerja sama siswa untuk melakukan keterampilan pementasan drama.

iklan

Teknik pembelajaran role playing membuka kesempatan bagi semua siswa untuk mengembangkan kemampuan bermain peran mereka. Selain itu, adanya sesi feedback atau pemberian masukan dari teman-teman, diharapkan dapat menjaadi motivasi bagi siswa kekurangannya pada praktik bermain drama (Melvin, Silberman, 2011)

Baca juga:  Pakel Tumbuhkan Motivasi Belajar Siswa

Pembelajaran metode role playing dilakukan melalui pentahapan : Pertama pemanasan, guru berupaya memperkenalkan permasalahan sebagai suatu hal untuk dipelajari dan dikuasai, menggambarkan permasalahan untuk memunculkan imajinasi, dan memprediksi akhir dari cerita. Kedua memilih partisipan, siswa dan guru membahas karakter setiap pemain dan orang yang akan berperan/sebagai pemain. Ketiga menata panggung, guru dan siswa mendiskusikan dimana, bagaimana peran dimainkan, kebutuhan yang diperlukan. Tahapan ini menggambarkan urutan permainan peran dan proses bermain peran. Keempat menyiapkan pengamat, guru menunjuk beberpa siswa sebagai pengamat, namun siswa ini juga terlibat aktif dalam permainan tersebut. Kelima memainkan peran, permainan peran dilakukan secara spontan. Siswa tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan, jika sudah terlalu jauh keluar jalur, guru menghentikan untuk segera masuk ke babak berikutnya. Keenam diskusi dan evaluasi, guru bersama siswa mendiskusikan permainan dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Ketujuh memainkan peran ulang, siswa dapat memainkan perannya lebih baik sesuai skenario. Kedelapan berbagi pengalaman dan kesimpulan, siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan.

Baca juga:  Tingkatkan Aktifitas Belajar Matematika dengan “BBM”

Dengan metode role playing siswa dapat berperan aktif, kreatif, kerja sama, dan mengeksplorasikan perasaan, mendapatkan informasi tentang sikap, nilai-nilai dan persepsi, mengembangkan keterampilan dan sikap dalam pemecahan masalah, mengeksplorasi materi pelajaran secara bervariasi.Kegiatan belajar mengajar sastra drama lebih menyenangkan, dalam melakukan pemetasan drama lebih baik/hidup dan terampil.

Endah Puspitaningrum, S.Pd
SMP Negeri 1 Ngadirejo

iklan