Fenomena diluar kegiatan jam mengajar, siswa tampak ceria, bergurau dengan penuh keceriaan tanpa ada beban dalam pikirannya. Namun, ketika memasuki kegiatan belajar mengajar, mereka kelihatan kurang bersemangat, masih asik dengan dunianya, berbanding terbalik saat istirahat. Demikian pula saat pembelajaran IPS siswa merasa bosan dan jenuh. Berpangkal dari permasalahan di atas, penulis memilih salah satu pendekatan pembelajaran metode cooperative learning dengan model STAD ( Student Team Achievement Division ). Penulis berpikir metode ini yang sesuai dengan karakteritik siswa kelas VII, dengan sebuah harapan siswa bisa saling berinteraksi, saling berpendapat, memaksimalkan partisipasi serta menumbuhkan sikap sosial untuk saling bekerja sama dan bersinergi.
Penerapan metode cooperative learning dengan model STAD di sekolah kami SMP Negeri 2 Bulukerto kabupaten Wonogiri. dengan langkah sebagai berikut pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, kedua menyajikan informasi, ketiga mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar, keempat membimbing kelompok bekerja dan belajar, kelima evaluasi, keenam memberikan penghargaan. Pendekatan cooperative learning merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai tujuan belajar dengan suasana yang penuh kehangatan dan dengan budaya saling asah, asih dan asuh sesuai dengan materi pada mata pelajaran IPS kelas VII .
Menggunakan metode cooperative learning didukung dengan model STAD sebagai alternative untuk mencairkan suasana agar lebih bergairah, kondusif dan menyenangkan. Secara khusus Slavin ( dalam Rusman, 2012:214), mengemukakan model pembelajaran STAD merupakan variasi pembelajaran cooperative yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang diajarkan oleh guru. Langkah dalam pembelajaran cooperative dengan model STAD yang menekankan pada aktifitas dan interaksi diantara siswa. Penerapan dalam kegiatan pembelajaran STAD ini meliputi, pertama penyajian materi oleh guru, kedua pemilihan siswa dalam kelompok-kelompok, ketiga kerja sama kelompok, keempat mengadakan tes/quiz, kelima pemberian penghargaan kepada kelompok. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok dan diberikan lembar kerja siswa untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan persoalan. Dari hasil mengerjakan lembar kerja siswa dapat diketahui sejauh mana aktifitas siswa untuk berani menjawab, berpendapat dan kerja sama.
Secara riil hasil penerapan model STAD di kelas VII dapat menggugah siswa untuk berani menjawab, berpendapat, kerjasama, berkompetisi,, serta saling menghargai. STAD dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, efektif, dan menyenangkan. Siswa menjadi subjek bukan sebagai objek pembelajaran. Menggunakan metode ini bisa menjadi salah satu alternative bagi guru untuk mencapai tujuan belajar dengan efektif dan berkarakter. Pelajaran IPS yang semula kurang menarik, membosankan, penuh hapalan menjadi pelajaran yang menyenangkan, sehingga minat belajar, membaca, serta ketrampilan mengemukakan pendapat, percaya diri, saling menghargai, berani berkompetisi menjadi semakin terasah, akhirnya hasil belajar meningkat. Kita sebagai pendidik ikut berkontribusi mencetak generasi yang penuh semangat,optimisme dan berkarakter kuat.
SRI AGUS WIDODO, S.Pd
Guru SMP NEGERI 2 BULUKERTO WONOGIRI