Saintifik “SETAJAM” dalam Pembelajaran PPKn

Sri Darwanti, S. Pd, M.Pd SMP Negeri 2 Klaten
Sri Darwanti, S. Pd, M.Pd SMP Negeri 2 Klaten

JATENGPOS.CO.ID, – Perbaikan Kurikulum 2013 untuk SMP diantaranya terfokus pada peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dan penilaian. Untuk itulah penilaian pencapaian hasil belajar seharusnya lebih mengutamakan assessment as learning dan assessment for learningdibandingkan assessment of learning. Dengan demikian ada pergeseran mindset dalam hal penilaian

Proses pembelajaran yang tengah berlangsung pada hakikatnya interaksi atau hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik lain. Hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didik secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen yang saling terkait menjadi suatu sistem yang utuh.

Oleh karena itu pendidik sebagai fasilitator dalam pembelajaran dituntut untuk kreatif dan inovatif, sehingga mampu menentukan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang ingin dicapai. Disamping itu seorang pendidik harus memiliki kemampuan pengeloalaan kelas yang berpusat pada siswa (student center) bukan lagi pada guru (teacher center). Apalagi dalam implementasi kurikulum 2013 pendidik atau guru bertindak sebagai fasilitator.

Baca juga:  Pola Horisontal Mempermudah Perkalian Siswa SD

Pendekatan saintifik memiliki lima langkah: mengamati  (observing), menanya(questioning), mengumpulkan informasi(experimenting), menalar/mengasosiasi(associating), mengkomunikasikan(communicating)yang dapat dilanjutkan dengan mencipta. Sedangkan maksud saintifik SETAJAM yang utama adalah supaya peserta didik dapat menggunakan seluruh pancaideranya selama proses pembelajaran berlangsung.Perlu diketahuibahwa kontens dari pembelajaran Kurikulum 2013 menghendaki agar peserta didikmemiliki ketrampilan 4C   (Critical Thinking, Collaboration, Creativities, Comunication)


 Dalam pendekatan ini diharapkan pendidik dapat bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran student center. Dalam proses mengamati harusseriusartinya tehnik yang dilakukan pendidik dalam mengarahkan anak didiknya menemukan sesuatu dalam proses pengamatan bisa memanfaatkan seluruh anggota badan sesuai objek yang diamati. Sementara untuk langkah menanyapeserta didik diarahkanagar mampu membuat pertanyaandengan Memancing/memfasilitasi pesertadidik dalam merumuskanpertanyaanmelalui SIMBAK yaituSiapa, Mengapa, Bagaimana, Apa, dan Kapan. Sedangkan dalam tahap mengkomunikasikan dapat dilakukan dengan cara presentasi, menyajikan laporan atau display agar dapat mengeksplorasikan jawaban yang menyenangkan bagi peserta didik atau kelompok lain dalam kelas.

Baca juga:  Antara Orang Tua, Sahabat dan Guru

Sebagaimana telah diketahui  bahwa tujuanmatapelajaranPPKn padajenjangpendidikandasardanmenengahadalahmengembangkanpotensisiswadalamseluruhdimensikewarganegaraan, yang terdiri dari :(1) sikapkewarganegaraantermasukketeguhan,komitmen,dantanggungjawabkewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility);(2) pengetahuankewarganegaraan(Civic knowledge);(3)keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (Civic competence and civic responsibility).

Disamping itu dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter(PPK) menuntut guru untuk melakukan penguatan karakter siswa yang menginternalisasikan nilai-nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Satu lagi pesan yang harus ada pada pembelajaran abad 21 dan harus disisipkan adalah literasi.

Saintifik SETAJAM dalam Pembelajaran PPKn merupakan salah satu pilihan metode pembelajaran untuk dapat melaksanakan dan memenuhi pesan dan amanah dari Kurikulum 2013. SETAJAM kepanjangan dari serius, tanya, jawab, dan menyenangkan. Karena pembelajaran ini dilaksanakan dalam suasana menyenangkan diharapkan peserta didik lebih bersemangat sehinga dapat menguasai seluruh kompetensi mata pelajaran PPKn. Namun  semua itu tidak terlepas dari niat dan bimbingan dari kedua belah pihak yaitu dengan pendidik.

Baca juga:  Model Pembelajaran T-P-S Dalam Pembelajaran IPA

Sri  Darwanti, S. Pd, M.Pd

SMP Negeri  2  Klaten