Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai oleh siswa. Berbicara merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting disamping tiga keterampilan bahasa lainnya, yaitu membaca,menulis, dan menyimak. Hal ini dikarenakan dengan sesama manusia menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dan segala kondisi emosional, dan lain sebagainya. Keterampilan berbicara kadangkala menjadi momok bagi siswa dalam proses pembelajaran. Dengan keterbatasan yang dimiliki kadang siswa menjadi takut untuk mengeluarkan pikiran,ide,dan atau gagasan. Rasa takut dan malu menjadikannya memilih untuk diam seribu bahasa. Memang tidak semua siswa tidak berani berbicara, tetapi kebanyakan mereka sulit untuk mengutarakan karena keterbatasan mereka. Permasalahannya sederhana saja, mereka takut salah, mereka malu di depan teman-temannya, dan masih banyak alasan lain yang membuat siswa kadang enggan berbicara di depan kelas.
Melalui pengamatan dan pengalaman dari tahun ke tahun timbul keinginan untuk mencari solusi. Penulis menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu.Tentu saja hal ini harus didukung dengan kesabaran dalam membimbing mereka. Siswa dipancing untuk berlatih berbicara di depan kelas. Kebetulan materi kelas IX KD 6.1 Menceritakan Kembali Secara Lisan Isi Cerita. Siswa diajak mempelajari cerpen yang ada dibuku. Siswa diberikan pemahaman tentang unsur intrinsik yang salah satunya alur cerita. Dari pemahaman alur siswa diminta menentukan tahapan-tahapan alur cerpen yang dibaca. Kurikulum yang digunakan KTSP 2006. Materi pembelajaran IV dan V mempelajari cerpen yang terdiri dari KD 6.1 Menceritakan Kembali Secara Lisan Isi Cerita. Dalam pelajaran ini siswa membaca cerpen lalu menceritakan kembali dengan kalimat sendiri. Siswa latihan berbicara. KD 7.2 Menganalisis Nilai-Nilai Kehidupan pada Cerpen dalam Satu Kumpulan Cerpen. Pembelajaran ini siswa membaca cerpen lalu menemukan nilai-nilai kehidupan cerpen yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Ini juga melatih siswa untuk berbicara mengemukakan pendapat. Dengan demikian siswa dalam pembelajaran mengamati cerpen, menanyakan perihal cerpen, mengasosiasikan daya khayal cerpen, mendiskusikan isi cerpen, dan mempresentasikan cerpen dalam hal ini berbicara di depan kelas dengan menceritakan kembali cerpen yang telah dibaca.
Dengan pendekatan saintifik sangat membantu siswa dalam belajar berbicara. Mereka sedikit demi sedikit mau belajar mengutarakan ide, gagasannya. Awalnya ada yang takut maju, lama-lama mereka punya keberanian untuk bercerita ke depan. Nilai plus untuk mereka karena dengan belajar bersama teman-temannya akan termotivasi untuk berani berbicara. Mereka dapat berkomunikasi secara lisan secara lancar dan penuh percaya diri. Tentu saja dengan bahasa yang sopan dan santun. Mereka mengemukakan pendapat dengan keberaniannya. Ada peningkatan dalam diri siswa yang tidak takut lagi, tidak malu lagi berbicara dihadapan banyak orang, dan tentu saja dengan kepercayaan yang mereka miliki. Semoga dapat bermanfaat.
Teteng Mohanti, S.Pd
SMP Negeri 2 Eromoko, Wonogiri