JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Salah satu ciri khas Kurikulum Merdeka adalah adanya kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
SMP Negeri 35 Semarang sebagai salah satu satuan pendidikan yang melaksanakan implementasi kurikulum Merdeka juga melaksanakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek P5 pada semester ini mengusung tema Kearifan Lokal dengan tajuk Sehat Bersama Jamu. Pemilihan tema ini untuk meningkatkan pengetahuan dan minat generasi muda terhadap jamu melalui inovasi minuman jamu kekinian guna melestarikan kearifan lokal jamu.
Kegiatan P 5 ini dilaksanakan dengan menggunakan sistem blok selama tiga minggu. Setiap kelas dibagi menjadi delapan kelompok yang terdiri atas empat siswa. Kegiatan diawali dengan penanaman rempah meliputi kencur, lengkuas, kumis kucing, sereh, kunyit, temulawak, jahe merah, dan jahe emprit pada Senin (16/1).
Penanaman rempah ini menggunakan media tanah, sekam, dan pupuk yang dimasukkan ke dalam polybag berdiameter 30 cm. Seluruh rempah yang ditanam berasal dari siswa. Ada siswa yang mengambil rempah dari tanaman apotek hidup di rumahnya, ada pula yang mendapatkannya dengan cara membeli. Setelah kegiatan penanaman rempah, seluruh siswa menulis poster tentang rempah/tanaman obat yang ditanam. Poster yang ditulis berisi nama rempah yang ditanam, nama latin/ilmiah rempah tersebut, manfaatnya, cara merawat, dan cara memanfaatkan rempah tersebut. Tujuan pembuatan poster ini untuk melatih kreativitas siswa sekaligus memotivasi siswa untuk mempelajari beragam rempah yang bermanfaat bagi kehidupan dan kesehatan.
Pada kegiatan P5 ini setiap kelompok akan membuat beberapa jamu yaitu teh kombucha, jahe instan, jamu dongkel latte/raskur latte/ curcuma latte, dan probiotik ananas/seruni.
Kegiatan pertama adalah pembuatan teh kombucha yang dilaksanakan Rabu (18/1). Teh kombhuca merupakan produk minuman tradisional yang dibuat dengan proses fermentasi larutan teh menggunakan campuran jamur dan bakteri yang disebut SCOBY (Symbiotic Culture of Bateria and Yeast). Kadang disebut juga bibit kombhuca atau jamur kombhuca.
Kombhuca dikenal sebagai minuman sehat. Teh kombucha ini banyak digunakan di rumah tangga berbagai negara di Asia karena khasiat dan fungsinya sebagai penyembuh berbagai macam penyakit.
Proses pembuatan kombucha dilakukan oleh siswa. Setelah mendinginkan larutan teh dan gula, siswa mencampur dengan stater (air kombhuca fermentasi sebelumnya) dan jamur dipo/scoby. Larutan ini disimpan dalam toples kaca, ditutup menggunakan tisu/kain bersih, kemudian dibiarkan di suhu ruangan selama 8-12 hari. Setelah 8 hari, siswa mengecek rasa larutan kombucha. Bila didapati sudah mencapai tingkat keasaman yang sesuai, maka teh kombucha sudah siap di panen. Pada proses ini, siswa pun bisa melihat perkembangbiakan kombucha. Pada awal pembuatan, hanya ada satu kombhuca yang terdapat di setiap toples. Namun, setelah waktu panen tiba, kombucha tersebut berkembangbiak menjadi tiga bahkan lebih. Anakan kombucha ini dapat disimpan untuk menjadi stater mikrob kombhuca berikutnya.
Setelah proses pembuatan teh kombhuca selesai, selanjutnya siswa belajar membuat jahe instan. Kegiatan pembuatan jahe instan dimulai dengan demo/peragaan cara pembuatan yang disampaikan narasumber bernama Kami Hartati, seorang guru yang kini purna tugas asal Kendal. Saat ini beliau memproduksi aneka minuman jamu dengan selera milenial, salah satunya sirup daker (daun kersen).
Usai kegiatan peragaan jahe instan oleh narasumber, siswa bersama kelompok mulai membuat jahe instan dengan terlebih dahulu mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan diantaranya jahe, gula pasir, air, dan rempah-rempah meliputi kayu manis, kapulaga, pekak/bunga lawang, dan daun pandan. Setelah itu, kelompok melakukan proses pengolahan dengan memarut jahe, menyaring sari jahe, memasak sari jahe dengan campuran rempah-rempah hingga menjadi serbuk jahe. Langkah terakhir dari proses ini adalah pengemasan serbuk jahe instan sehingga siap dipasarkan pada saat expo projek P5. Pengemasan produk serbuk jahe menggunakan kemasan plastik dengan lapisan alumunium foil di sisi dalam kemasan agar kualitas rasa tetap terjaga. Setiap kemasan berisi 20 gram jahe serbuk instan yang dapat dikonsumsi untuk sekali minum. Seluruh proses pengemasan jahe instan ini dilakukan siswa dengan pendampingan guru.
Jenis jamu ketiga yang dibuat siswa adalah jamu dengan campuran latte (susu). Siswa mencampur serbuk jamu dongkel (godong kelor), curcuma (temulawak), dan raskur (beras kencur) dengan campuran latte (susu) sehingga memiliki rasa yang berbeda dari jamu tradisional pada umumnya. Campuran serbuk jamu, latte, dan tambahan rempah kapulaga, cengkeh, serta kayumanis menjadikan rasa dan aroma jamu latte ini begitu khas. (Theodora Purwandari/rif/jan)