Sekelumit Pengaruh LKS Terhadap Pembelajaran di Kelas

Agus Tri Hartanto, S.Pd. Guru TITL di SMK Negeri 2 Sragen.
Agus Tri Hartanto, S.Pd. Guru TITL di SMK Negeri 2 Sragen.

Apa itu LKS? LKS adalah Lomba Kompetensi Siswa yang diselenggarakan setiap tahun secara bertingkat, mulai tingkat Kabupaten/Kota hingga tingkat dunia atau yang disebut dengan World Skill Competition (WSC). Adapun peserta dari kegiatan ini khususnya adalah dari siswa SMK. Sehingga kegiatan ini sebetulnya adalah salah satu event yang menjadi kebanggaan bagi para siswa SMK, khususnya pesertanya.

Adapun tujuan diselenggarakannya kegiatan LKS ini antara lain adalah merupakan wadah untuk meningkatkan kreatifitas, prestasi, dan kompetensi bagi siswa di bidangnya masing-masing, melatih siswa untuk mempunyai semangat berkompetisi dan mempunyai daya saing serta daya juang yang tinggi di bidangnya. Selain itu LKS juga untuk memberikan kesempatan dan motivasi kepada siswa untuk berkompetisi secara positif, untuk menumbuhkan kebanggaan pada bidang keahlian yang ditekuninya. Juga secara tidak langsung dapat menjadi ajang mempromosikan keterampilan siswa SMK di bidangnya masing-masing kepada dunia industry/dunia usaha.

Baca juga:  Pudarnya Budaya Antri Bagi Tunas Bangsa

Oleh karena kegiatan ini adalah bersifat lomba, maka tidak semua siswa dapat mengikutinya walaupun semua siswa SMK punya hak dan kesempatan yang sama. Mengapa? Tentunya dikarenakan tiap sekolah hanya akan mengirimkan calon peserta yang terbaik untuk bertanding dengan peserta dari sekolah lain dalam lomba ini. Sehingga tentu saja  sebelumnya pasti akan dilakukan seleksi bakal calon peserta, sehingga diperoleh calon peserta yang terbaik.

Penulis adalah salah satu guru yang pernah ditunjuk beberapa kali sebagai pembimbing dalam kegiatan LKS di SMK Negeri 2 Sragen khususnya untuk mata lomba Industrial Control. Dari pengalaman penulis selama menjadi pembimbing LKS, proses seleksi kami lakukan secara bertahap. Dimulai dari penawaran kepada semua siswa khususnya di Program keahlian TIPTL untuk mengikuti seleksi Calon Peserta LKS. Setelah diperoleh pendaftar, dilakukan seleksi tahap awal sampai tahan akhir, yang biasanya kami lakukan seleksi sebanyak 3 tahap, hingga diperoleh satu calon peserta. Namun diantara tahap ke tahap diberikan materi dan pelatihan terlebih dahulu, yaitu materi yang berhubungan dengan materi yang dilombakan.

iklan
Baca juga:  BaBe, Jadi Apa ?

Lalu apa hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dilaksanakan di kelas? Yang pertama, bahwa materi yang diberikan selama seleksi juga merupakan materi pembelajaran dalam kelas. Namun karena untuk seleksi lomba, maka siswa mengikuti seleksi mendapat materi lebih dulu dan lebih intensif dari pada siswa pada pembelajaran di kelas. Dengan demikian pada saat proses pembelajaran di kelas, khususnya untuk pembelajaran praktek, siswa-siswa yang telah mengikuti seleksi bisa membantu teman di kelasnya. Bahkan tidak jarang penulis menyuruh mereka sebagai asisten yang dapat meringankan kerja penulis sebagai guru/instruktur praktek, bila siswa tersebut dipandang mampu dan bisa dipercaya.

Yang kedua, dari beberapa siswa yang mengikuti seleksi tentu merupakan siswa yang mempunyai semangat lebih dalam belajar. Karena masing-masing juga ingin meraih prestasi, khususnya sebagai juara LKS di bidangnya, walaupun akhirnya hanya satu siswa yang terpilih. Dengan semangat yang demikian ternyata membawa dampak positif  kepada siswa lainnya ketika pembelajaran dalam kelas, khususnya saat pembelajaran praktek, yang mana biasanya dilakukan dengan cara berkelompok. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan pembelajaran praktik menjadi lebih lancar dan berhasil. Apa lagi bila yang terpilih menjadi peserta LKS ada dikelasnya dan mampu memperolah juara, tentu hal itu juga memjadi kebaggaan tersendiri bagi siswa-siswa kelas tersebut, yang akhirnya juga mampu mendorong semangat semua siswa yang lain. (ATH)

Baca juga:  Kendala Pengajaran Sastra

Agus Tri Hartanto, S.Pd.

Guru TITL di SMK Negeri 2 Sragen. 

iklan