JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Usaha pengasapan ikan di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang hingga kini masih tetap bertahan. Meski masih masa pandemi, para pemilik pengasapan tetap antusias untuk meningkatkan produksinya. Ini seperti yang dilakukan pedagang ikan asap, Ngatno.
Ngatno, 45, warga Desa Wonosari ini mengungkapkan, berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan usahanya yang telah dijalankan selama bertahun tahum tersebut. Menurutnya, setiap hari ia harus antre untuk mendapatkan ikan segar untuk diproses asap atau dipanggang.
“Tiap hari saya bisa menjual 50 kilogram ikan asap,”katanya. Ikan asap tersebut diperoleh dari pedagang ikan segar dari Jakarta, Probolinggo maupun daerah lainnya. Perkilogram harganya antara Rp 16 ribu hingga Rp 22 ribu. Harga trgantung kualitas ikan yang dipasok ke lokasi pengasapan tersebut.
“Banyak ikan yang kita asap. Antara lain, manyung, salem, ikan pari, serta lainnya,”kata Ngatno. Ikan asap buatannya dijual ke para buruh pabrik di Demak. “Saya jual sore hari sampai malam hari. Itu pas para pekerja pabrik pulang,”katanya.
Pemasok ikan segar, Supadi, warga Rembang menambahkan, ikan didatangkan dari Muara Angke dan Muara Baru, Jakarta. “Sekali kira kirim 10 ton. Yang 3 ton khusus kita pasok ke pengasapan ikan Wonosari ini,”katanya. Menurutnya, meski pandemi, pasokan ikan relatif lancar dan aman.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan), Fathkurrahman menyampaikan, pengasapan ikan Wonosari menjadi perhatian utama dalam pengembangan usaha bisnis perikanan. “Tempat tersebut menjadi jujukan kulakan para pedagang ikan asap di pasar pasar tradisional maupun restoran.”katanya.(*)