JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Cuaca yang baik akan berpengaruh terhadap proses pembentuan garam dengan kualitas bagus. Meski demikian, agar garam tidak bercampur dengan lumpur tanah, maka dibutuhkan adanya alat geomembran untuk melancarkan proses penguapan. Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) pun mendorong petani garam bisa menggunakan geomembran untuk mempermudah produksi garam.
Kabid Perikanan Tangkap dan Kelautan, Sulhan mengatakan, jika penguapan dinilai memenuhi standar, maka produksi garam bisa mencapai 130 ton perhektare. Kuncinya adalah dengan cuaca yang bagus.
“Jika cuaca tidak bagus, produksi hanya berkisar 80 ton perhektare,”katanya.
Menurutnya, produksi garam bisa dilakukan setahun sekali. Yakni, setiap musim kemarau antara Juni hingga November.
“Jadi, musim kemarau akan menjadi waktu yang baik untuk memproduksi garam, termasuk garam melalui program pugar ini,”katanya.
Sulhan menambahkanm musim hujan akan menyulitkan proses pembentukan garam. Karena itu, petani garam hanya dapat memproses pembuatan garam bila sudah musim kemarau.
“Ya, tiap setahun sekali ketika musim kemarau,”ujarnya.
Saat musim kemarau itulah, petani garam biasanya langsung bersiap melakukan pengolahan lahan untuk persiapan produksi garam.
Kepala Dinlutkan, Fathkurrahman mengatakan, produksi garam pugar yang dijalankan petani garam diharapkan bisa lebih optimal. Karena itu, petani garam selalu didampingi dalam proses produksi garam tersebut, termasuk dari sisi pemasaran pasca panen.
“Pendampingan dari dinas agar produksinya bisa maksimal,”katanya.(*)