JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menawarkan sebanyak 121 proyek kepada investor baik domestik maupun asing pada kegiatan “Central Java Investment Business Forum” (CJIBF).
“Kami menawarkan 121 proyek yang tersebar di kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan target investasi sebesar Rp20 triliun,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo pada pembukaan CJIBF di Hotel Solo Paragon Solo, Kamis.
Ia mengatakan angka tersebut meningkat dibandingkan realisasi kegiatan serupa tahun lalu yang diadakan di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, di mana hasil kepeminatan sebanyak 72 proyek di 29 kabupaten/kota di Jateng dengan nilai investasi Rp18,2 triliun.
“Kami optimistis angka ini dapat tercapai seiring dengan peningkatan pelayanan yang kami lakukan,” katanya.
Untuk peningkatan layanan tersebut, dikatakannya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Bank Indonesia meluncurkan KERIS Jateng yakni Koridor Ekonomi Perdagangan Investasi dan Pariwisata serta SIAP Jateng, yaitu Sistem
Informasi dan Aplikasi Perizinan.
“Harapannya program ini dapat meningkatkan antusiasme investor untuk masuk dan berinvestasi di Jawa Tengah,” katanya.
Prasetyo mengatakan pada kegiatan tersebut dihadiri sebanyak 300 orang yang terdiri dari bupati/wali kota maupun perwakilannya yang 118 di antaranya calon investor baik dari dalam maupun luar negeri.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan banyak peluang investasi di Jawa Tengah di antaranya sektor pariwisata, industri, dan properti.
“Harapan saya tidak perlu ada keraguan dari calon investor untuk menanamkan modal di Jawa Tengah karena kami juga menawarkan aset di antaranya BUMN Perhutani dan Universitas Diponegoro,” katanya.
Ia mengatakan penawaran aset terhadap investor tersebut dilakukan mengingat hingga saat ini aset tersebut belum berkembang secara maksimal.
Mengenai target investasi, pihaknya menargetkan ada kenaikan investasi sebesar 51,36 persen dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan data dari dinas terkait, dikatakannya, pada tahun lalu target investasi sebesar Rp27,55 triliun, untuk tahun ini meningkat menjadi Rp41,7 triliun.
Ia juga berpesan kepada bupati dan wali kota agar berpartisipasi aktif melalui “one on one meeting” sehingga investasi di Jateng terus berkembang.
“Pada dasarnya realisasi investasi yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Prinsipnya adalah kami ingin memberikan pelayanan yang prima, mudah, murah, cepat, transparan, akuntabel,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan bahwa dalam era persaingan saat ini diperlukan berbagai cara yang atraktif dan inovatif dalam menjaring minat investor.
“Minat yang disampaikan tentu positif dan menjadi tugas bersama baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa minat tersebut dapat segera direalisasikan,” katanya.
Pihaknya berharap melalui kegiatan tersebut investor dapat mengetahui potensi masing-masing daerah dan makin tertarik untuk berinvestasi di dalam negeri.(jwn/udi)