JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Masih belia. Tetapi punya prestasi luar biasa. Itulah Asca Camilla Noersadono.
Gadis asli kelahiran Semarang itu baru saja meraih juara Putri Remaja di tingkat nasional. Mewakili provinsi Jawa Tengah, dia dinobatkan sebagai putri remaja Sporty Nasional dalam ajang pemilihan Putri Remaja Nasional 2021.
Usianya yang baru menginjak 14 tahun, tidak menyangka jika siswi kelas 2 (kelas 8) SMP GANDHI MEMORIAL INTERCONTINENTAL SCHOOL di Semarang, itu, punya prestasi gemilang. Tapi Asca, panggilan akrabnya membuktikanya.
“Alhamdulilah berkat support papa, mama dan keluarga, aku jadi semangat maju di tingkat nasional,”kata Asca, saat dialog dengan Youtub Jateng Pos TV Desember 2021 lalu.
Sebelum juara nasional, gadis dengan tinggi badan 170 Cm itu, menceritakan dirinya melewati babak penyisihan tingkat Jawa Tengah sekira April lalu. Dia maju di Jateng mewakili Kabupaten Semarang.
“Saya lolos menjadi Putri Remaja Pendidikan di tingkat Jateng, sehingga bisa maju mewakili Jateng ke tingkat nasional,”kata penyuka Bakmi Jowo, kelahiran 8 agustus 2008 itu.
Di tingkat nasional, putri pasangan Don Kardono dan Eleonora Aprilita S ini bersaing dengan peserta dari wakil kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia.
Layaknya pemilihan putri Indonesia atau miss word lainya, dia juga melewati masa karantina hingga akhirnya naik panggung utama di depan juri nasional.
“Sebagai putri remaja, kami juga diuji banyak hal terkait peran remaja, soal ide-ide yang menginspirasi remaja untuk kemajuan bangsa kita,” tambah bungsu nomer tiga yang tinggal di Srondol Asri Banyumanik Semarang ini.
Menurutnya, kaum milenial saat ini jangan hanya menjadi followers budaya dunia. Tapi jadilah pejuang yang bisa mewarnai dunia dengan budaya kita.
“Sebagai perempuan, kita juga jangan kalah berperan dengan kaum pria. Sejarah sudah membuktikan kaum wanita berperan besar dalam merebut kemerdekaan. Ada sosok Ibu Kartini, Ibu Fatmawati yang menjahit bendera pusaka disamping Pak Karno,” kata best dancer sekolah, yang suka menyanyi dan main gitar ini.
Semangatnya untuk maju terlecut papanya yang selalu memberi nasehat bahwa sukses bukan kunci kebahagiaan. Tetapi kebahagiaan adalah kunci sukses.
“Succes is not the key to happiness but happiness is the key to success. Itu yang selalu menjadi motto hidup aku,”tambah gadis yang punya cita-cita menjadi buisness woman ini.
Yang luar biasa dari Asca, meski masih belia, dia mampu menangis ketika mengenang jasa orang tuanya. Terutama sang ibu. “Aku ga bisa ngomong apa-apa kalo ingat jasa mama. Beliaulah wanita paling hebat buat Asca. Sampai Asca tumbuh menjadi remaja ini, semua berkat mama, juga papa,”titur Asca sambil terisak. (jan)