JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Pergerakan jihad dan radikalisme masih menjadi perhatian bagi Pemerintah dan Aparat penegak hukum di Indonesia. Mahasiswa sebagai salah satu motor penggerak bangsa diharap mampu memahami fenomena pergerakan jihad di Indonesia.
Mahasiswa Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta menyatakan ikrar anti hoax dan radikalisme masuk kampus. Ada empat poin dalam deklarasi yang dibacakan, yang utama bahwa mahasiswa IAIN menyatakan sikap menolak segala bentuk kekerasan / anarkisme, paham intoleransi dan radikalisme serta penyebaran berita hoax yang membahayakan bangsa.
Ikrar tersebut diserukan peserta kegiatan seminar bedah buku ‘Fenomena Gerakan Jihad’ bersama pengarang buku Dr H Amir Mahmud, di IAIN Surakarta di Kartasura, Sukoharjo, Kamis (25/10).
Amin Mahmud menjelaskan ia mengarang buku tersebut atas keprihatinan maraknya aksi terorisme di Indonesia dengan berbagai model. Didalamnya merinci secara teori dan permasalannya dalam dinamika gerakan jihad.
“Khususnya bagi kalangan intelektual, kami berharap buku ini mampu memberikan informasi fenomena gerakan jihad di Indonesia, agar mereka memahami bagaimana mengantisipasi, cara menyikapi dan menindak kasus kasus teroris yang muncul,” kata Dr Amir Mahmud.
Dr Amir Mahmud merupakan salah satu intelektual muslim yang dihubung hubungkan dengan sejumlah aksi teroris atau jihad. Bahkan mantan Dekan FAI UNU Surakarta tersebut juga pernah tinggal di Afganistan untuk menempuh pendidikan Akademi Militer tahun 1987.
Buku yang diluncurkan tahun 2017 ini disambut baik oleh sejumlah institusi pendidikan maupun non pendidikan, karena dianggap mampu memberi pencerahan mengenai gerakan jihad.
Radikalisme muncul karena faktor pemikitan, faktor ekonomi, faktor politik, faktor sosial, faktor psikologis dan faktor pendidikan. Pihak Mabes Polri yang mendukung kegiatan bedah buku Fenomena Gerakan Jihad ini berharap masyarakat Indonesia semakin paham mengenai jihad.
“Diharapkan mahasiswa mampu memahami apa dan bagaimana jihad yang benar. Agar tidak salah tafsif dalam pergerakan,” AKBP Suhaimi dari Mabes Polri yang ikut hadir dalam acara bedah buku di IAIN Surakarta.
Pada kesempatan tersebut juga menghadirkan Joko Padang, eks tahanan pidana teroris yang saat ini sudah kembali ke masyarakat.
“Saya tersangkut aksi teroris karena saya dipengaruhi video kekerasan diluar negeri. Dan jihad jaman dulu dengan sekarang berbeda. Selepas dari hukuman saya memahami bagaimana bangsa Indonesia, tidak seperti pemahaman saya sebelumnya,” kata Joko Padang, yang dulu merupakan salah satu orang kepercayaan Noordin M Top. (dea)