Mengenalkan arti uang kepada anak sedini mungkin sangatlah penting dalam mendidik anak. Anak-anak perlu mengenal arti uang,bukan hanya sebagai alat tukar namun lebih dari itu. Anak perlu mengenal uang sebagai keterampilan dasar. Pada materi pembelajaran matematika kelas III dengan kompetensi dasar Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang mengisyaratkan siswa untuk menguasai hal tersebut untuk dapat menuntaskan kompetensinya.
Pada kenyataanya yang terjadi pada siswa di kelas III SDN Pageron Kec Kemiri Kab. Purworejo, anak-anak belum memahami nilai tukar uang antara uang pecahan logam dan kertas maupun sebaliknya. Demikian juga halnya dengan penggunaan uang dalam transaksi jual beli yang sederhana. Oleh seba itu penulis menggunakan metode permainan Pasaran yang diharapkan mampu menjadikan saran untuk mengenal mata uang dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Utami (2013), permainan pasaran melibatkan proses jual beli yang dapat menggambarkan aktivitas penjual dan pembeli. Dalam permainan pasaran ini, anak melakukan aktivitas jual beli dengan menggunakan benda-benda atau barang-barang yang memiliki ciri khas lokal Meskipun permainan pasaran memberikan pengalaman aktif dalam peran dan hubungan sosial anak, namun kegiatan permainan tradisional ini sudah jarang dilakukan di kalangan anak-anak.
Pada saat ini Anak-anak lebih tertarik untuk melakukan permainan modern, sehingga melemahkan aktivitas permainan tradisional. Sebagai contoh, anak-anak lebih menyukai game tahu bulat yang melibatkan aktivitas berjualan daripada melakukan permainan jual beli (permainan pasaran) secara nyata. Kurangnya minat untuk bermain pasaran yang melibatkan aktivitas berjualan aktif tersebut dikhawatirkan akan mempengaruhi kompetensi interpersonal anak Saat melakukan permainan pasaran ini, anak melakukan interaksi dengan teman-temannya melalui peran yang mereka lakukan, baik sebagai penjual maupun pembeli.
Berdasarkan uraian diatas Permainan pasaran yang dilakukan sekolah ini dilakukan dengan langkah-langkah: 1). Memberikan materi terkait dengan uang secara klasikal. 2) membagi siswa menjadi beberapa kelompok, ada yang menjadi pembeli dan adayang menjadi penjual dengan barang dagangan yang berbeda. 3). Masing-masing siswa dibekali dengan beberapa pecahan uaang mainan untuk berntransaksi. 4). Di akhir kegiatan siswa diminta mempresentasikan uang yang dipunyai, jumlah belanja (bagi yang berperan sebagai pembeli) jumlah dagangan (bagi yang berperan sebagi penjual dan sisa terakhir uang yang dimiliki siswa.
Setelah kegiatan berlangsung, ada beberapa manfaat yang diperoleh dalam kegiatan permainan pasaran yaitu: 1). Siswa merasa senang dan antusias pada kegiatan tersebut. 2). Terjadi diskusi antara siswa yang berperan sebagi penjual dan pembeli dlam menghitung jumlah belanja dan uang kembalian sehingga meningkatkan pemahaman siswa tengang konsep uang dan jual beli. 3). Melatih kemandirian, kreativitas siswa dan jiwa wira usaha. 4). Hasil penilaian siswa lebih baik atau meningkat dari hasil yang mereka dapatkan sebelumnya.
Dengan adanya manfaat dari permainan pasaran bagi siswa, sehingga diharapkan orang tua, guru, maupun fasilitator pendidikan dapat memanfaatkan permainan pasaran dalam melakukan kegiatan pengasuhan maupun pendidikan. Demikian penulis menyimpulkan bahwa Permainan Pasaran dapat menjadi alternatif pembelajaran pada kelas III SDN Pageron Kecamatan Kemiri Purworejo dengan harapan permainan tradisional akan tetap lestari dan menjadi pilihan untuk siswa mengisi kegiatan di waktu luang. Selain itu penulis dapat membiasakan diri dalam melakukan inovasi pembelajaran untuk mendapatkan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya.
Sutarti, S.Pd. SD
SDN Pageron Kec. Kemiri Kab. Purworejo