JATENGPOS.CO.ID, MAKKAH — Para jamaah haji Indonesia di tanah suci ada baiknya mengetahui adanya hadist yang menyebutkan setiap hari Alloh menurunkan 120 rahmat ke Kabah. Sebanyak 60 rahmat diberikan bagi yang towaf, 40 rahmat bagi yang sholat, dan 20 rahmat bagi yang melihat.
Dari Abdullah bin Abbas r.anhuma, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya dalam setiap hari, siang dan malam, seratus dua puluh rahmat Allah SAW turun di atas Ka’bah ini. Enam puluh di antaranya untuk orang-orang yang thawaf, 40 untuk orang-orang yang sholat, dan 20 untuk orang yang memandanginya.”(Ibnu Ady dan Baihaqi,Durrul-Mantsur).
Tdak heran, jika jamaah yang tahu hadist ini setiap hari akan berusaha towaf, sholat di masjidil Haram, dan selalu melihat Kabah. Mereka ingin mendapatkan 120 rahmat setiap harinya. Sehingga Kabah menjadi magnet yang luar biasa. Siang dan malam tidak pernah sepi dari kerumunan orang.
Umumnya mereka, bagitu ke masijdil Haram langsung mencari jalan menuju ke Kabah di lantai dasar. Tetapi itu tidak mudah. Selain berebut, musim haji ini yang boleh ke Kabah hanyalah yang mengenakan pakaian ihrom bagi laki-laki. Askar (polisi) masjid hanya memberi kesempatan ke Kabah bagi yang mau towaf saja. Supaya jamaah tidak menumpuk. Yang tidak pakai Ihrom harus ke lantai atas atau ke ruang masjid bagian belakang.
Maka, jamaah yang tidak bisa masuk Kabah, akan berusaha mencari celah untuk bisa memandang Kabah. Sesampainya masjid, mereka akan memandang Kabah sejenak. Setelah itu melakukan Towaf 7 putaran di lantai 2 atau 3. Tentu saja putaranya jauh lebih panjang ketimbang di lantai Kabah. Meski begitu mereka tidak patah semangat. Bahkan yang sudah berjalan pun harus menyewa kursi roda.
Setelah Towaf, biasanya mereka mencari tempat untuk sholat. Pertama kali adalah sholat tahiyatul masjid 2 rokaat. Habis itu baru zikir atau baca Quran sambil menunggu azah sholat wajib.
Jadi towafnya sudah, sholatnya sudah, dan memandang Kabah sudah. Insyaa Alloh setiap datang ke masjid jika bisa melakukan ketiganya, akan mendapat 120 rahmat yang dijanjikan Alloh SWT. Meskipun penulis sendiri mengakui itu tidak mudah. Karena Towaf di lantai 2 dan 3 sangat melelahkan. Putaranya lebih panjang sekitar 3 kali untuk setiap putaranya. Harus dilakukan 7 kali putaran. Padahal putaran Towaf di lantai dasar sekitar 100 meter skali putaran.
Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Haji, berkata: “Barangsiapa yang melihat Ka’bah dengan iman dan tasdiq, ia akan keluar dari dosa-dosa sebagaimana ia baru saja lahir.”
Abus-Saib Madani rah.a.juga berkata, “Barangsiapa yang melihat Ka’bah dengan iman dan tasdiq, dosa-dosanya berguguran dari pohonnya. Dan barang siapa yang duduk di Masjidil-Haram dan hanya memandangi Baitullah rerus-menerus, walaupun ia tidak mengerjakan thawaf dan shalat nawafil, itu masih lebih utama dibandingkan orang yang shalat nawafil di rumahnya dan tidak melihat Baitullah.”
Atha rah.a mengatakan bahwa melihat Baitullah itu juga ibadah, dan orang yang melihat Baitullah itu seperti halnya orang yang Tahajjud pada malam hari, berpuasa pada siang hari, berjuang di jalan Allah, dan taubat kembali kepada Allah. Juga dinukilkan dari beliau bahwa melihat Baitullah satu kali itu pahalanya sama dengan ibadah nawafil selama satu tahun.
Imam Thawus berkata bahwa melihat Baitullah itu lebih utama daripada ibadah orang yang berpuasa dan bangun malam dan juga berjuang di jalan Allah. Ibrahim Nakhai rah.a.berkata bahwa orang yang melihat Baitullah itu sama dengan berusaha terus menerus dalam beribadah di luar Makkah (Durrul-Mantsur).
Dan rahmat yang turun ke atas orang yang berthawaf itu telah jelas berdasarkan hadits di atas. Karena itu ulama menulis bahwa thawafdi Masjidil-Haram itu lebih utama dari pada tahiyyatul-masjid.
“Seandainya karena ada sesuatu sebab sehingga seseorang tidak bisa mengerjakan thawaf, maka ia mengerjakan tahiyyatul-masjid,” katanya.
Seandainya tidak, maka sebagai ganti tahiyyatul-masjid, begitu masuk ke masjidil-haram, mengerjakan thawaf itu lebih utama dan apabila waktu shalat sudah dekat maka baru ia meninggalkan thawaf. Beruntung sekali orang-orang yang diberi taufiq oleh Allah Ta’ala. Dengan keutamaan dan anugerah-Nya, ia dapat mengerjakan thawaf berkali-kali.
Karzaban Wabarah adalah seorang syekh yang amalan hariannya selalu mengerjakan thawaf sebanyak 70 kali pada siang hari dan 70 kali pada malam hari. Dengan jarak perjalanan yang harus ditempuh olehnya setiap hari 30 mil, dan setiap selepas thawaf mengerjakan dua rakaat tahiyyat thawaf sebanyak 280 rakaat.
“Selain itu, setiap harinya ia mengkhatamkan Alquran dua kali. Inilah orang-orang yang banyak membawa bekal untuk kehidupan akhiratnya yang abadi,” katanya. (*)