Aktivitas dan keterlibatan siswa secara utuh sangat penting agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan. Adanya aktivitas belajar siswa secara optimal akan menentukan tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa. Kenyataan yang terjadi di kelas VI SD N 1 Binangun dalam proses pembelajaran IPA materi Perkembangbiakan Tumbuhan belum sesuai harapan. Dari 16 siswa, baru 7 siswa yang mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75.
Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan guru belum maksimal mengemas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa pasif dan berimbas pada pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar.
Untuk mengatasi kondisi tersebut guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Menurut Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata”. Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran tipe Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. pembelajaran tipe Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran. Sebagaimana model pembelajaran lainnya, dalam penerapan model pembelajaran tipe Snowball Throwing juga terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain kondisi siswa, waktu yang tersedia, materi yang diajarkan dan tujuan pembelajaran. (Bayor 2010:89).
Langkah–langkah penerapan model pembelajaran tipe Snowball Throwing yaitu: 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2) Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang. 3) Masing-masing ketua diberi penjelasan terkait materi kemudian menjelaskan materi kepada temannnya. 4) Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas untuk menuliskan pertanyaan yang terkait materi. 5) Kertas yang berisi pertanyaan dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama 5-10 menit. 6) Setelah mendapat satu bola/satu pertanyaan siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan secara bergantian. 7) Evaluasi.
Kelebihan model pembelajaran tipe Snowball Throwing antara lain: 1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain. 2) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. 3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya. Adapun kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing diantaranya: 1) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. 2) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan cepat akan menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi. Upaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah dengan membentuk kelompok yang merata dan menyiapkan waktu yang cukup agar siswa dapat mendiskusikan materi pelajaran bersama kelompoknya.
Setelah menggunakan model pembelajaran tipe Snowball Throwing, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa. Dari nilai ulangan awal hanya 7 siswa yang tuntas belajar, meningkat menjadi 14 siswa tuntas belajar sesuai KKM yang ditetapkan Maka dapat disimpulkan melalui penerapan model pembelajaran tipe Snowball Throwing mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa..
Oleh: Utati Wuryani, S.Pd.SD.
Guru SDN 1 Binangun Kecamatan Karangkobar
Kabupaten Banjarnegara