JATENGPOS.CO.ID, – Tolok ukur keberhasilan mata pelajaran adalah kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal yang ia hadapi. Soal yang berbasis hapalan cenderung menghambat peserta didik dalam meningkatkan analisis kritis peserta didik baik pada konteks soal maupun kontekstual. Ketelitian guru dalam menyusun soal baik soal ulangan harian, soal tengah semester maupun soal akhir semester sangat dibutuhkan. Beserta dengan penskoran yang sesuai dengan sajian soal. Sehingga dengan soal yang tersedia dapat menjadikan evaluasi oleh guru. Bagaimana dengan hadirnya soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) dapat mengantarkan peserta didik untuk mengasah kemampuan dalam berpikir kritis. Jika hasil belajar peserta didik lebih dominan yang tidak memenuhi KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal). Maka evaluasi penyusunan soal perlu diperhatikan ulang.
Banyaknya soal-soal yang tersedia di perpustakaan terkadang membuat guru menjadikan refrensi pada kompetensi dasar tertentu. Namun, seiring dengan tuntutan pendidikan karakter yang harus terimplementasikan pada setiap mata pelajaran bahkan pada bentuk soal. Maka, soal yang disajikan pada peserta didik juga berbasis tuntutan abad 21 untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana telah di amanatkan pada Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3 “Pendidikannasionalberfungsimengembangkankemampuandanmembentukwataksertaperadabanbangsayang bermartabatdalamrangkamencerdaskankehidupanbangsa, bertujuanuntukberkembangnyapotensipesertadidik agar menjadimanusia yang berimandanbertakwakepadaTuhan Yang MahaEsa, berakhlakmulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadiwarganegara yang demokratissertabertanggungjawab.”
Soal HOTS yang meliputi dimensi ketrampilan berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Bentuk soal menganalisis (analyze) yaitumengelompokkaninformasi/fenomenadalambagian-bagianpenting (differentiating/ discriminating/focusing/selecting), menentukanketerkaitanantarkomponen (organizing/finding coherence/integrating/ outlining/structuring), menemukanpikiranpokok/bias/nilaipenulis (attributing/deconstructing). Soal evaluasi (Evaluate) dimana mampu mengantarkan peserta didik dapat menentuan kesimpulan sesuai uraian soal-soal ekonomi. Menilai metode mana yang paling sesuai untuk mneyelesaikan masalah. Dalam penyusunan soal-soal ekonomi disajikan stimulus guna mencapai kemampuan peserta didik dalam melakukan analisis terhadap soal. Sehingga jawaban yang dipilih peserta didik juga tepat sesuai hasil analisis kritisnya. Walhasil capaian haasil belajar mata pelajaran ekonomi juga maksimal.