spot_img
32.6 C
Semarang
Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Tewaskan 20 Petani, Pemkab Gagas Perda Larangan Setrum Jebakan Tikus

JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menggagas rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang larangan pemasangan jebakan tikus listrik. Hal ini didasari banyaknya korban yang berjatuhan akibat pemasangan jebakan tikus listrik tersebut.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati Jumat (27/8) mengatakan, harus ada regulasi tegas untuk menghentikan praktik pemasangan jebakan tikus yang dialiri listrik tersebut. Petani yang nekat memasang jebakan listrik harus diberi sanksi tegas berupa denda agar ada efek jera.

“Kami akan siapkan regulasi berupa peraturan daerah (Perda) supaya tidak ada lagi korban. Selama ini kami sudah sosialisasi, tapi ternyata masih saja petani nekat memasang,” ujarnya.

Selama kurun 2020 sampai Agustus 2021 tercata sebanyak 20 orang petani meninggal dunia karena terkena jebakan tikus beraliran listrik. Kasus jebakan tikus terakhir menimpa warga Desa/Kecamatan Tanon, Sragen, Suparlan (69) tewas tersetrum aliran listrik pada jebakan tikus saat hendak mematikan aliran listrik pada pukul 05.45 WIB.

Menurut Yuni, nantinya pemasang jebakan tikus harus didenda agar tidak ada lagi yang berani memasang. “Ini pemikiran saya yang nantinya bisa ditindaklanjuti dalam bentuk perda. Selama ini kami sudah banyak berusaha supaya tidak memunculkan korban baru tetapi petani masih ada yang nekat sehingga masih terjadi korban baru,” jelasnya.

Yuni mengaku Pemkab Sragen sudah banyak melakukan upaya antisipasi dan sosialisasi. Dia menerangkan sosialisasi dilakukan door to door dan keliling ke desa-desa sampai membuat peraturan bupati.

Dia tidak habis pikir karena masih ada petani yang jadi korban jebakan tikus. Dia mengatakan perbup yang ada belum mengatur soal denda karena perbup tidak mengatur sanksi itu. “Makanya harus dibikinkan Perda agar ada aturan yang mengikat. Kalau tidak ada aturan itu seolah-olah masyarakat menganggap tidak ada hukumannya sehingga masih nekat. Mereka nekat itu karena kebutuhan untuk membasmi tikus,” katanya. (ars/rit)

spot_img

TERKINI