Di tengah kesulitan perekonomian yang menghimpit, rasionalitas selalu berpikir tentang kalkulasi logis tentang harapan yang di dapat atas usaha diri, dimana usaha diri selalu terbentur dengan kapasitas diri, kesempatan juga ego. Ada ruang spirit yang selalu terkesampingkan, meski dalam falsafah adat budaya jawa menjadi pepeling (pengingat-red) dalam laku hidup sehari-hari.
Dalam khasanah budaya Jawa, Lahir (Kelahiran), Pati (Kematian), rejeki (Rizki), dan Jodho (Jodoh) adalah mutlak kehendak Allah SWT. Namun sebagai makhluk yang diberikan akal, manusia diberikan kewenangan dalam wilayah ikhtiar/upaya untuk menggerakan kehidupan semesta ini. Ikhtiar atau upaya adalah hal yang wajib dilakukan manusia bukan untuk mendapatkan jumlah tertentu yang akan di dapatkannya, namun ikhriar/upaya merupakan bagian mekanisme alamiah untuk menggerakan bagian-bagian semesta agar ikut bergerak.
Meskipun banyak orang memiliki persepsi bahwa besarnya hasil tergantung dari besarnya upaya, namun sejatinya tidak seperti hal itu. Banyak pula ikhtiar ataupun upaya tidak memdapati hasil yang di harapkan, begitu juga sebaliknya, sedikit upaya namun banyak hasil yang di dapatkan, mengapa ini terjadi ? tentu harus ada pengakuan atas kekuatan Tuhan sebagai penentu dalam segala peristiwa-peristwa yang terjadi. Ada kekuatan penentu yang bekerja dengan mekanisme alamiah, menggerakan berbagai komponen semesta ini untuk berbicara tentang hasil.
Mungkin kita dapat berkaca pada kehidupan burung, ada burung yang hidup dalam sangkar namun tak boleh pergi sesuka hati,. Apakah burung tersebut tidak mendapati rizki? Tidak, burung tersebut mendapati rizki sebatas yang mampu dia konsumsi dam kebutuhannya saja. Namun bagaimana dengan burung lain yang bebas?, kesana kemari berebut dengan burung lainnya agar mendapati makanan yang ada. Tak banyak pula yang jatuh dan mati.
Semua pihak memiliki cara sendiri dalam mendapatkan rejekinya, Kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang unik, merujuk pada penciptanya, dengan kemahakuasaan akan segalanya juga termasuk rahasia rahasia menjadikan kita terbebaskan dari sifat iri dan dengki terhadap capaian capaian pihak lain dalam mencari penghidupan. Mungkin setiap orang bisa mempelajari dan meniru cara orang dalam mendapati rizki, namun tetap tidak bisa menyamakan capaian hasil yang di raihnya,tetapi dengan pelajaran-pelajaran itu, upaya atau ikhtiar adalah mekanisme alamiah yang harus selalu di gerakkan dalam rangka dan niatan ikut menggerakkan semesta raya ini agar kehidupannya tidak terhenti. Ikhtiar yang dilandasi dengan kepasrahan dan ketertundukan bahwa ada kekuatan Tuhan yang mengatur, ada kekuatan yang menata menjadikan kita tidak lelah dan selalu bersemangat dalam berupaya ataupun berikhtiar.
Sopo Kemlawe Bakal Kemlamet, siapa yang berikhtiar pasti mendapatkan, dan Tuhan menyukai orang-orang yang tidak putus asa. Kalimat tersebut memberikan makna yang mendalam terhadap laku kehidupan ini. Kalimat yang mengajarkan agar kita tidak putus asa apapun kondisi dan keadaan sekarang, dan semua dipasrahkan dan yakin bahwa setiap individu yang hidup di dunia ini akan mendapati rizki.
Tidak putus ada adalah kata kunci dalam mengarungi kehidupan ini, tetap berupaya dalam kesabaran, meski dalam kalkulasi ikhtiar tidak selalu sama dengan hasil, namun tanpa upaya justru kita akan terjebak dalam keputusasaan yang mendalam. Sopo kemlawe bakal kemlamet, juga menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu berprasangka baik dalam menatap masa depan kita semua.
Aida Yuliawati,S.Pd.
(Guru Bahasa Jawa, SMKN 7 Semarang)