Sosiodrama, Tingkatkan Perilaku Asertif, Atasi Perundungan

Arifa Hananti, S.Psi

Perundungan di lingkungan sekolah kini tengah kembali menjadi sorotan publik karena viral di media sosial dan kasusnya semakin meningkat. Dalam beberapa unggahan video yang tersebar di media sosial, korban perundungan mengalami kekerasan verbal dan fisik hingga beberapa di antaranya harus mendapatkan penanganan medis yang cukup serius.

Perundungan adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal,fisik atau sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilalukan oleh peorangan maupun kelompok. Tindak perundungan melibatkan korban, pelaku dan saksi. Korban perundungan seringkali merasa malu, marah, sedih, kepercayaan diri menurun, ketakutan sosial, kesakitan fisik dan tidak menutup kemungkinan memiliki keinginan bunuh diri maupun gangguan jiwa. Pelaku perundungan juga berpotensi untuk melakukan kekerasan, agresi maupun mengancam anak lain, perilaku kriminal dan bermasalah dalam fungsi sosialnya. Saksi perundungan seringkali mengalami tekanan psikologis maupin  perasaan takut menjadi korban selanjutnya.

Baca juga:  Puzzle IPA Tingkatkan Keterampilan4C

Perundungan bisa terjadi dimana saja baik itu dirumah, sekolah, lingkungan masyarakat maupun sekolah. Sekolah seringkali menjadi tempat perundungan karena peserta didik menghabiskan waktu sekitar 8 jam saat kegiatan belajar mengajar. Tindak perundungan bisa dipicu karena permasalahan pribadi, pernah menjadi korban, merasa iri maupun lebih baik dari korban,mencari perhatian dan kesulitan mengendalikan emosi. Korban biasanya adalah anak yang pendiam, terlihat lemah, tidak percaya diri dan tidak mampu mengungkapkan perasaannya. Hal ini bisa dikatakan korban yang menjadi sasaran empuk perundungan yang adalah siwa yang perilaku asertifnya rendah.

Perilaku Asertif adalah keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan baik dan percaya diri serta dapat menegakkan hak individu dengan cara yang baik tanpa melanggar hak-hak orang lain. untuk ciri asertif antara lain: Dapat mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan, mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan dengan cara tepat, dan mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif.

iklan
Baca juga:  Pengaruh Daring Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

Salah satu upaya yang dilakukan SMP Negeri 8 Batang untuk mengatasi tindak perundungan adalah dengan pelatihan perilaku asertif dengan metode sosiodrama. Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau teknik bermain peran dengan cara mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain, tingkat konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan social. Korban perundungan dilatih untuk bisa menegaskan diri pada pelaku bahwa dia merasa tidak nyaman dengan tindakan yang dilakukan dan meminta agar menghargai kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki secara baik. Siswa bermain peran dengan dengan naskah sosioadrama yang sudah disiapkan oleh guru dengan tokoh-tokoh yang merupakan pelaku, korban maupun saksi dari tindak perundungan.

Baca juga:  MKK Tuntaskan FPB dan KPK

 Dengan Latihan sosiodrama ini pelaku perundungan akan bertukar peran dengan korban sehingga bisa belajar untuk merasakan apa yang dialami ketika menjadi korban sehingga akan timbul sikap empati, dan mulai menghargai perbedaan, kelebihan dan kekurangan orang lain. Pelatihan perilaku asertif melalui sosiadrama ini terbukti dapat mencegah perilaku perundungan. Korban perundungan dapat menyuarakan isi hati secara positif dan pelaku perundungan mampu menyadari bahwa yang dilakukanya tidak baik, menyakiti hati orang lain serta timbul rasa empati pada orang lain.

 

Arifa Hananti, S.Psi

Guru Bimbingan Konseling

SMP Negeri 8 Batang

iklan