Sebagian besar siswa menganggap mata pelajaran IPS itu membosankan karena bersifat hafalan dan ingatan. Meski guru sudah menggunakan metode yang beragam, namun terkadang siswa merasa bosan karena metode yang digunakan oleh guru hanya seperti itu-itu saja, dimana siswa hanya duduk di bangku saat mengikuti pelajaran. Terkadang pada saat titik tertentu siswa merasa jenuh karena hanya duduk saja meskipun sudah berdiskusi dengan temannnya. Bahkan ada siswa tidak berdiskusi materi pelajaran tetapi malah justru hanya ngobrol atau ngrumpi saja, sehingga tujuan pembelajaran yang kita inginkan tidak bisa tercapai secara maksimal.
Oleh karena itu guru harus peka jikalau sudah menemukan tanda-tanda siswa sudah bosan dalam kegiatan pembelajaran. Disini guru harus mengganti metode yang bisa menarik perhatian dan menyenangkan siswa sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai seperti apa yang kita harapakan. Banyak metode yang bisa kita kembangkan, misalnya metode “sosiodrama” atau “bermain peran”. Metode ini penulis gunakan mengajar IPS di SMPN 1 Brati, Grobogan, Jawa Tengah, kelas IX pada sub pokok bahasan “Proklamasi Kemerdekaan”. Karena dalam sub pokok bahasan ini banyak cerita atau peristiwa sejarah yang melibatkan tokoh-tokoh nasional. Sehingga dengan metode sosiodrama, diharapkan siswa akan lebih bisa menghayati apabila siswa memerankan tokoh-tokoh tersebut secara langsung.
Jusuf Djadjadisastra (1985 : 13) mendefinisikan metode sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memerankan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat atau kejadian-kejadian sosial lainnya. Djamarah (2000 : 200) berpendapat bahwa metode sosiodrama adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Metode sosiodrama sangat cocok digunakan bilamana pelajaran tersebut dimaksudkan untuk : 1) menerangkan peristiwa yang telah dialami dan menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis; 2) melatih siswa agar menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat psikologis; dan 3) melatih siswa agar dapat bergaul dan memberikan kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta permasalahannya.
Langkah-langkah metode sosiodrama : 1) Guru menyiapkan skenario yang akan ditampilkan; 2) Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario 2 atau 3 hari sebelum KBM; 3) Guru menunjuk kelompok sosial yang masing-masing beranggotakan 4-5 orang; 4) Guru mejelaskan kompetensi yang ingin dicapai; 5) Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipelajari; 6) Masing-masing kelompok sosial diminta untuk memperhatikan, mengamati skenario yang sedang diperagakan; 7) Setelah peragaan selesai, masing-masing kelompok sosial diberi lembar kerja untuk dibahas; 8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil bahasannya; 9) Evaluasi, dapat dilakukan dengan refleksi atau tanya jawab; dan 10) Penutup.
Metode sosiodrama mempunyai beberapa kelebihan, antara lain : 1) melatih siswa untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian; 2) lebih menarik perhatian siswa sehingga suasana menjadi lebih hidup; 3) siswa dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri; dan 4) siswa akan terlatih menyusun buah pikirannya sendiri dengan teratur.
Meskipun metode sosiodrama juga mempunyai beberapa kekurangan, akan tetapi yang terpenting siswa menjadi lebih semangat belajar IPS, tidak membosankan, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga materi pelajaran menjadi lebih mudah diserap oleh siswa. Hal ini bisa dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa yang mengalami peningkatan.
Erni Yasmawati, S.Pd
Guru SMPN 1 Brati, Grobogan
.