Di era globalisasi ini, banyak orang memerlukan informasi dalam waktu yang singkat, sehingga segala perubahan yang sangat cepat dapat segera diketahui. Berbagai informasi dapat diketahui dengan cepat melalui berbagai media elektronik maupun media cetak. Secara tidak langsung informasi tersebut dirasakan merupakan kebutuhan utama.
Salah satu penyampaian informasi yang bertahan lama dan berjangkauan luas adalah melalui bacaan. Oleh karena itu, kita dituntut untuk mempunyai kemampuan membaca dan memahami bacaan dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh para ahli tentang pentingnya membaca antara lain, seperti yang dikemukakan oleh Tampubolon (1987:34) yang dengan tegas mengatakan bahwa dunia kita adalah dunia baca.
Membaca sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa, memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa Indonesia selain pelajaran menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca adalah salah satu alat yang sangat ampuh untuk memperoleh bermacam informasi tertentu, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, membaca adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat.
Demikian pula dalam dunia pendidikan, peranan membaca sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa. Hal ini dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi pemahaman siswa, semakin tinggi pula pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian, minat baca dan kemampuan membaca siswa perlu ditumbuhkan sedini mungkin, agar siswa dapat memahami peranan dan fungsi membaca, baik alat komunikasi maupun sebagai alat belajar untuk mengembangkan pengetahuan dan memperluas cakrawala keterampilannya.
Pemerintah telah melakukan upaya untuk membudayakan kebiasaan membaca di kalangan siswa maupun masyarakat luar, misalnya dengan gerakan literasi sekolah, mendirikan perpustakaan umum, mengadakan pameran buku, dan seminar yang bertujuan untuk menggairahkan minat baca siswa dan masyarakat pada umumnya.
SQ3R adalah suatu metode yang mencakup lima tahap membaca, yakni: survey, question, read, recite dan review atau dapat kita artikan sebagai tahap-tahap mensurvei, meneliti, mengajukan pertanyaan, membaca, menceritakan kembali, dan meninjau ulang (Haryadi:2007)
Langkah Teknik SQ3R yang pertama yaitu Survey (Memeriksa dan Meneliti) dalam melakukan survey, guru membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur teks. Tujuannya supaya siswa mengetahui panjang teks, judul, bagian (heading) dan judul subbagian (sub heading), istilah dan kata kunci, dan sebagainya (Muhibbin Syah: 1997).
Yang kedua yaitu question (bertanya). Langkah ini, guru memberi petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama. Menurut H. Thabrany (1995) Pertanyaan yang dibuat bisa menggunakan rumus 5W 1H (Who, What, When, Why, Where and How).
Yang ketiga yaitu read (membaca), guru membimbing siswa untuk membaca secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
Yang keempat yaitu recite (Mengomunikasikan setiap jawaban yang telah ditemukan), guru membimbing siswa untuk menyebutkan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Siswa dilatih untuk tidak membuka catatan jawaban.
Yang kelima yaitu review (mengulangi). Langkah ini, guru membimbing siswa meninjau ulang seluruh pertanyaan atau catatannya untuk memperoleh sebuah gambaran yang lengkap mengenai segenap ide yang telah dipelajari.
Diharapkan dengan penerapan teknik SQ3R aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia terus mengalami peningkatan mulai dari awal sampai akhir pembelajaran tentang kompetensi dasar menemukan ide pokok sebuah paragraf, atau menemukan pokok-pokok pada kalimat dengan tuntas sesuai standar ketuntasan yang telah ditentukan tanpa mengalami kesulitan.
NUR CHAKIMAH, S.Pd.I
GURU MI NEGERI 1 JEPARA