Banyak kalangan menilai keberhasilan pembelajaran matematika dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Meski banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika, namun gurulah yang dianggap sebagai penentu dalam mencapai keberhasilan tersebut.
Prestasi belajar matematika yang masih jauh dari harapan adalah merupakan masalah yang penulis hadapi sebagai guru matematika di SMP Negeri 3 Ngadirojo, kebanyakan siswa memiliki hasil belajar yang masih rendah. Masih banyak siswa yang ulangan hariannya dibawah KKM sehingga secara klasikal menunjukkan hasil belajar yang belum memuaskan. Nilai yang di bawah KKM (75) dengan nilai rata-rata kelas yang masih dibawah KKM masih banyak ditemukan.Suatu nilai yang masih jauh dari standar kelulusan minimal untuk bidang studi matematika.
Beberapa asumsi tentang rendahnya prestasi matematika siswa kelas VIII tersebut disebabkan oleh kemampuan siswa yang memang kurang (input dari SD), anggapan siswa bahwa matematika itu sukar, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, dan guru selalu menggunakan metode konvensional dalam mengajar (ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas).
Salah satu upaya yang penulis lakukan untuk mengatasi masalah diawali dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Devision) khususnya pada pokok bahasan SPLDV (Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, Kompetensi Dasar:3.5 Menjelaskan SPLDV dan penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual .Yang pelaksanannya di kelas VIII B tahun ajaran 2018/2019.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) merupakan salah satu pokok bahasan dalam pelajaran matematika dikelas VIII semester gasal.SPLDV suatu kesatuan (sistem) dari dua atau lebih persamaan yang mempunyai dua variabel berpangkat satu.Dalam pokok bahasan ini dibahas tentang cara menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik, metode substitusi dan metode eliminasi.
Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Slavin dkk merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif.Menurut Isjoni (2007:70) STAD sangat sesuai untuk mengajarkan bahan ajar yang tujuannya didefinisikan secara jelas, misalnya perhitungan dan aplikasi matematika, penggunaan bahasa, geografi, dan keterampilan menggunakan peta.Pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim dengan anggota 4 siswa pada setiap tim.Tim dibentuk secara heterogen menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (MohamadNur(2008:5).
Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang berupa informasi, instruksi atau penyampaian suatu materi dengan menggunakan audio visual.Kemudian siswa dibagi dalam beberapa kelompok.Setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa yang heterogen baik dari kelompok akademik, jenis kelamin.Setiap siswa harus menggunakan secara mandiri, selanjutnya membandingkan jawaban dengan teman satu kelompok dan meminta mereka bersaing menjawab didepan kelas.Kelompok yang menjawab didiskusikan antar anggota apabila ada kesulitan.Apabila seorang siswa memiliki pertanyaan, teman satu kelompoknya diminta untuk menjelaskan dulu sebelum menanyakan pada guru.Lembar jawab kegiatan yang sudah terisi bukan untuk diserahkan kepada guru, namun untuk dipelajari dalam menghadapi tes.Pembelajaran model STAD diakhiri dengan memberikan penguatan pada pokok bahasan SPLDV dan melakukan evaluasi kepada peserta didik secara individu.
Setelah menggunakan metode pembelajaran STAD. Kondisi kelas VIII B SMP Negeri 3 Ngadirojo tahun pelajaran 2018/2019 mengalami peningkatan hasil belajar .Siswa yang telah mencapai KKM ada peningkatan , sehingga secara klasikal sudah menunjukkan hasil belajar yang memuaskan .
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD khususnya pada pokok bahasan SPLDV diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.
Sri Lestari, S.Pd
Guru SMP Negeri 3 Ngadirojo
