Melalui Surat Edaran Mendikbud RI No 3 tahun 2020 tentang pencegahan COVID-19 pada satuan Pendidikan, semua pendidikan di Indonesia, tidak terkecuali SD Negeri 02 Kendaldoyong mengambil langkah tegas atas himbauan pemerintah untuk melakukan aktifitas dari rumah.
Segala aktifitas pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah, saat masa pandemi ini harus dilakukan dari rumah , demi pencegahan dan percepatan penurunan wabah COVID-19. Kebijakan dan fenomena pandemi yang dampaknya luar biasa dan terjadi begitu cepat telah memaksa SD Negeri 02 Kendaldoyong mengubah pola pembelajaran daring(online). Pembelajaran lewat online merupakan suatu proses yang kompleks dan memiliki berbagai tantangan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan keterampilan. Diantaranya adalah keterampilan mengemas pembelajaran agar menarik. Metode pembelajaran STEM (Science,Technologi, Engineering, mathematics) berfokus pada aspek kolaborasi, komunikasi, riset, mencari solusi, berpikir kritis, dan kreatifitas. Sukmana, R. W.(2017: 199) menyebutkan bahwa Pendekatan STEM sebagai alternatif dalam mengembangkan minat belajar peserta didik. Sehingga melalui metode STEM, setiap siswa dapat mengembangkan 5c, yakni Creatifity, Collaboration, Communication, critical Thinking, dan Character pada muatan IPA. Manfaat dari metode pembelajaran STEM, antara lain: 1) Anak berproses,melihat pola, berlatih keterampilan, berpikir kreatif, kolaborasi, dan komunikasi. 2) Pembelajaran yang digunakan berbasis teknologi ilmiah dan kemampuan menyelesaikan masalah di dunia nyata. 3) Anak dilatih untuk berani menyampaikan eksprsei diri, baik kritik maupun pendapat. 4) mengembangkan potensi anak untuk membuat koneksi antara bahan pembelajaran , desain pembelajaran, serta lingkungan di sekitarnya. 5) Anak menemukan berbagai informasi sehingga menuntutnya untuk berpikir kreatif dan kritis terhadap hal-hal baru. Mereka didorong untuk memecahkan masalah bersama guru melalui daring.
Berpikir kreatif adalah meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan kita. Bagian-bagian pengetahuan kita yaitu segala sesuatu yang kita miliki, yang berupa pengertian dan dalam batas tertentu juga tanggapan. Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya. Krulik dan Rudnick ( Arnyana, 2006: 498) menyebutkan bahwa keterampilan berpikir manusia terdiri atas empat tingkat, yaitu: 1) menghafal (recall thinking) yang merupakan tingkat berpikir paling rendah, 2) dasar (basic thingking) yang meliputi pemahaman konsep-konsep. 3) kritis (critical thinking) yakni kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh seseorang. 4) kreatif (creatif thingking) adalah penggunaan dasar proses berpikir untuk mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang asli, estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut, yaitu: 1) Perencanaan kolaboratif dalam setiap kelompok. 2) Mengatur penjadwalan lebih fleksibel untuk mengakomodasi cara baru proses pembelajaran. 3) Pengembangan kompetensi profesional untuk semua pihak yang terkait dalam praktik STEM. 4) melakukan pemetaan skema STEM. 5) Melakukan penyelarasan dan adaptasi dengan berbagai standar dan penilaian yang ada. 6) memiliki strategi dan proses implementasi rencana pembelajaran.
Data awal proses pembelajaran daring, kemampuan siswa kelas VI SD 02 Kendaldoyong Semester 1 Tahun Ajaran 2020/2021 pada muatan IPA dalam menyelesaikan masalah, kemampuan siswa dalam menyampaikan ekspresi diri baik kritik maupun pendapat rata-rata sebesar 43%. Setelah menggunakan metode STEM terjadi peningkatan komunikasi siswa, kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, kemampuan siswa dalam menyampaikan ekspresi diri , baik kritis maupun pendapat menjadi 83%, kemampuan siswa menemukan berbagai informasi sehingga menuntutnya untuk berpikir kreatif dan kritis juga mengalami peningkatan, dari rata-rata 52% menjadi 79%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran STEM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran serta lingkungan di sekitarnya.
Oleh :
Murni Hartati, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 02 Kendaldoyong
Petarukan Pemalang