STEM Tumbuhkan Minat Berinovasi Siswa SMK

Fajar Indah Mulyani Guru Kimia SMK N Tembarak ,Temanggung
Fajar Indah Mulyani Guru Kimia SMK N Tembarak ,Temanggung

Mata pelajaran kimia sebagai salah satu mata pelajaran sains yang diadaptasikan dengan kurikulum di sekolah kejuruan, seringkali dipandang siswa sebagai tidak menarik dan bersifat teoritis. Ada dua faktor yang bisa menjadi penyebab. Dari faktor siswa umumnya mengungkapkan sifat materi pelajaran kimia yang abstrak dan sulit untuk dicerna, apalagi jika sekolah kejuruan memiliki jurusan yang jika dilihat sepintas tidak ada kaitannya sama sekali dengan mata pelajaran kimia. Jangankan berinovasi, mau belajar kimia saja siswa sudah enggan. Dari faktor guru, di samping penggunaan teknik mengajar yang monoton , sebagian besar guru tidak mampu mengintegrasikan mata pelajaran kimia dengan mata pelajaran kejuruan yang menjadi ciri khas sekolah kejuruan. Apalagi jika sistim penilaian guru dalam menentukan kriteria keberhasilan belajar siswa terkadang hanya dengan melihat kemampuan siswa menjawab soal-soal kimia yang rumit di lembar kertas ujian.

Baca juga:  Google Classroom VS WhatsApp Grup, Semangatkan Siswa Belajar Bahasa Indonesia

Salah satu solusi untuk membangkitkan minat belajar dan menumbuhkan semangat berinovasi siswa pada mata pelajaran kimia adalah dengan mengubah pembelajaran yang bersifat teoritis , menjadi pembelajaran bersifat praktek yang bisa diterapkan dalam keseharian melalui pendekatan STEM. STEM ( Sains, Teknologi, Engineering, Mathematics ) merupakan pendekatan yang mengintegrasikan sains, teknologi, teknik dan matematika dalam pembelajaran. Menurut Harri Firman ( 2015 ) komponen dari pembelajaran STEM diantaranya : Sains yang melingkupi pelajaran fisika, kimia, geografi, astronomi, dan biologi membahas tentang fenomena alam baik benda hidup maupun mati. Teknologi adalah berbagai karya cipta manusia yang menjadikan kehidupan menjadi lebih baik dan mudah. Kemudian Engineering atau Teknik adalah suatu ketrampilan untuk memperoleh dan mengaplikasikan pengetahuan untuk mendesain dan mengkonstruksikan berbagai peralatan dan mesin yang berguna bagi manusia. Komponen terakhir adalah Matematika yang digunakan untuk meneliti tentang pola, hubungan dan interaksi ketiga komponen STEM lainnya. Keempat komponen tersebut sejalan dengan Kurikulum 2013 yang menekankan pada ketrampilan berpikir kritis, kreatif dan inovatif.

Baca juga:  Aplikasi PhET Tingkatkan Minat Belajar Peserta Didik

Penelitian Studi Kasus berjudul STEM Learning Through Engineering Design: Fourth-Grade Students’Investigations In Aerospace oleh Lyn D English pada tahun 2015 menunjukkan pengaruh positif penerapan pembelajaran STEM terhadap kemampuan berpikir kritis, inovatif dan ketrampilan siswa. Di Indonesia, sebagaimana Anna Permanasari ( 2016 ) mengungkapkan, rendahnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia ( guru dan tenaga kependidikan ) , kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan, serta kualitas proses belajar-mengajar merupakan beberapa faktor yang mengemuka dan berpengaruh pada implementasi pendidikan STEM.

STEM umumnya menerapkan model pembelajaran Project Based Learning yang menuntut guru untuk mampu menjadi fasilitator bagi siswa membuat karya nyata lewat tugas proyek yang mereka lakukan. Contoh tugas proyek dalam mata pelajaran kimia adalah membuat plastik ramah lingkungan yaitu bioplastik dari ketela pohon sebagai solusi untuk menangani dampak penggunaan plastik dari komponen minyak bumi yang sukar diuraikan mikroorganisme. Siswa tertantang untuk benar-benar memiliki solusi nyata bagi permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Selanjutnya, perubahan yang diharapkan terjadi pada siswa adalah tumbuhnya keinginan untuk berinovasi dan berkreasi menciptakan sesuatu yang bermanfaat.Tujuan akhir adalah diperolehnya kualitas lulusan siswa SMK yang bisa diserap di dunia industri dan mampu bersaing di Era Globalisasi.

iklan
Baca juga:  Mudahnya Belajar Matematika dengan Metode Reciprocal Theaching

Fajar Indah Mulyani
Guru Kimia SMK N Tembarak ,Temanggung

iklan