Stik Es Krim Tingkatkan Pemahan Konsep Penjumlahan

Martono,S.Pd.SD guru SDN Turus, Kemiri, Purworejo
Martono,S.Pd.SD guru SDN Turus, Kemiri, Purworejo

Setiap anak mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda – beda. Dalam pemahaman konsep penjumlahan misalnya. Anak satu dengan anak yang lain tentu tidak sama dalam pemahaman konsep penjumlahan. Ada anak yang sekali diterangkan guru langsung paham. Namun, tidak sedikit juga anak yang harus berulang kali di jelaskan untuk mereka menjadi paham. Hal ini juga dialami pada pembelajaran Matematika di kelas 1 semester 2 materi Penjumlahan SD Negeri Turus, Kemiri, Purworejo pada Tahun Pelajaran 2018/2019 ini.

Berdasarkan tahap perkembangan kognitif, anak usia sekolah dasar berada pada tahap Operasional Konkrit. Jean Piaget berpendapat bahwa siswa yang tahap berfikirnya masih ada pada tahap operasi konkrit (sekitar umur 7 tahun sampai 11 tahun), yaitu tahapan umur pada anak – anak SD tidak akan dapat memahami operasi (logis) dalam konsep matematika tanpa di bantu oleh benda – benda konkrit. Menunjukkan bahwa peran aktif peraga atau media dalam meningkatkan pemahaman anak dalam belajar Matematika di sekolah dasar sangatlah perlu. Dalam pembelajaran Matematika di kelas 1 semester 2 pada materi penjumlahan, dari sejumlah 22 siswa 40% anak sudah paham tentang konsep penjumlahan. Sedangkan sisanya 60% anak masih belum paham. Oleh karena itu, penggunaan peraga atau media “stik es krim” perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran Matematika materi penjumlahan.

Baca juga:  Metode Example Non Example Tingkatkan Belajar Sikap Rendah Hati

Stik es krim digunakan untuk peraga atau media dalam menjumlahkan angka – angka. Anak – anak khususnya kelas rendah dalam melakukan operasi penjumlahan, seringkali menggunakan jari – jari tangan mereka. Apabila melakukan operasi penjumlahan pada angka lebih dari 10, mereka akan menggunakan jari – jari tangan dan kaki. Akan tetapi jika angka yang di jumlahkan lebih dari 20, bagaimana? Tidaklah mungkin siswa kelas 1 meminjam jari – jari tangan teman mereka. Maka dari itu, guru mengarahkan siswa untuk menggunakan peraga atau media stik es krim, yang memungkinkan siswa untuk menjumlahkan angka – angka lebih besar dari 20.

Sebagai contoh, 20 + 15 hasilnya berapa? Guru meminta anak untuk mengambil stik es krim sejumlah 20 buah. Anak akan mengambil sambil menghitung 1 sampai dengan 20. Pegang 20 buah stik es krim itu di tangan kiri. Guru meminta anak untuk mengambil stik es krim lagi sebanyak 15 buah. Anak akan mengambil sambil menghitung 1 sampai dengan 15. Pegang 15 buah stik es krim tadi di tangan kanan. Guru meminta siswa untuk menggabungkan stik es krim di tangan kiri sejumlah 20 buah dengan stik es krim di tangan kanan sejumlah 15 buah. Kemudian anak menghitung stik es krim yang digabungkan tadi sampai diperoleh hasil 35.


Baca juga:  Zero Waste! Melestarikan Alam

Setelah guru menggunakan stik es krim dalam pembelajaran Matematika di kelas 1 semester 2 materi penjumlahan, ternyata ada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan juga tingkat pemahaman konsep penjumlahan siswa meningkat. Dari 22 siswa yang sebelumnya 40% sudah paham akan konsep penjumlahan meningkat menjadi 70%. Sedangkan dari 60% siswa yang awalnya belum paham akan konsep penjumlahan berkurang menjadi 30%.

Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan peraga atau media stik es krim dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep mata pelajaran Matematika materi penjumlahan siswa kelas 1 semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 SD Negeri Turus, Kemiri, Purworejo.

Martono,S.Pd.SD
guru SDN Turus, Kemiri, Purworejo

Baca juga:  Berburu Daun Tingkatkan Belajar Sains Anak