Salah satu permasalahan yang mengusik Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah masalah degradasi moral generasi muda, tak terkecuali murid SMPN 5 Ambarawa. Hal ini ditunjukkan dengan sikap cueknya terhadap orang tua dan guru. Padahal, materi ini berhubungan erat dengan masa depan bangsa, sebab ada bunyi Hadits yang berbunyi “Ridhallah fi ridlal walidain.” Yang artinya Ridha Allah tergantung dari Ridha Kedua Orang tua.” Maka, sudah selayaknya materi ini lebih diprioritaskan karena berhubungan akhlak dengan orang tua dan guru harus diberikan secara pelan-pelan dan terus-menerus.
Pada materi “Menghormati Orang Tua dan Guru” penulis mengadakan pembelajaran dengan “Problem Based Learning” harapannya, akan ada perubahan sikap dan tingkah laku murid baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat luas. Menurut Tan ( dalam Rusman, 2010:229) Problem Based Learning adalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas masalah yang ada.
Dalam proses pembelajaran, sebagai pembuka, penulis menayangkan sebuah vidio milik Melly Goeslow yang berjudul “Bunda” beserta syairnya. Peserta didik memperhatikan dan menyanyikan syair lagu bersama-sama dengan sepenuh hati. Tidak terasa, lagu tersebut membuat hanyut suasana ke orang tuanya masing-masing. Bahkan, penulis sempat memergoki beberapa peserta didik yang menangis. Setelah ditanya, ternyata orang tua dari peserta didik sudah meninggal dunia. Dan, kini dia dibesarkan oleh ayahandanya.
Pada Problem Based Learning, guru berperan sebagai guide on the side dari pada sage on the stage. Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya. Langkah kerja (sintak) Problem Based Learning ( Tatik Pudjiani : 2014) dalam pembelajaran sebagai berikut ; 1) orientasi peserta didik pada masalah, 2) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil kerja dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Dalam pembelajaran PBL ini, penulis menggunakan storytelling atau mendongeng. Bercerita atau mendongeng adalah cara yang dilakukan untuk menyampaikan suatu cerita kepada para penyimak, baik dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, maupun suara. Bercerita sering digunakan dalam proses belajar mengajar utamanya pada tingkat pemula atau anak-anak. Peserta didik diberi tugas untuk menuliskan jasa dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang tua maupun guru di sekolah.
Rasulullah sendiri memberikan pelajaran kepada sahabat dengan menggunakan metode bercerita tentang kehidupan dan insiden-insiden pada masa lalu. Metode cerita dianggap akan lebih membekas dalam jiwa orang-orang yang mendengarnya serta lebih menarik perhatian (Abdul Fattah Abu Ghuddah, 2009: 211).
Peserta didik ada yang menggunakan media pembelajaran berupa barang kenangan dan foto kenangan. Barang dan foto yang dibawanya mampu menghubungkan dirinya dengan orang tuanya yang telah tiada. Dampaknya, rasa hormat kepada orang tua dan kecintaan atas semua perjuangan dan jerih payahnya dikenang. Peserta didik dilatih untk berfikir kritis seraya mengambil suri tauladan dari tokoh yang dibacanya. Secara neserta didik ingin meniru perilaku mulia yang telah dilakukan orang tua.Sehingga tanpa disadari akhlak mulia akan terpatri di hati para peserta didik secara perlahan-lahan dan berkesinambungan.
Umi Basiroh, S.Ag.,M.Pd.I.
GURU SMPN 5 Ambarawa