JATENGPOS.CO.ID, PARIS – Pengembangan dan promosi pariwisata terus dilakukan Sulawesi Tenggara. Wisatawan Perancis menjadi targetnya. Salah satunya lewat “Célèbes Sud-Est : Plongez dans l’inexploré’’. Event ini bakal digelar 11 Juli 2018, di Hotel Sofitel La Defense Paris, Perancis.
Sebanyak 20 tour operator Perancis akan terlibat dalam kegiatan tersebut. Promosi ini diorganisir oleh Pemerintah Kota Kendari, bekerjasama dengan Komunitas Perkotaan La Rochelle (CdA la Rochelle) Perancis selaku kota mitra sejak 2011. Tentu juga dengan bantuan dari Kantor VITO (Visit Indonesia Tourisme Office) di Paris.
Kepala VITO Paris, Eka Moncarre, mengatakan, promosi bertujuan untuk memperkenalkan keunggulan Sulawesi Tenggara. Khususnya sebagai destinasi wisata baru di Indonesia.
“Sejak beberapa tahun terakhir, kunjungan wisatawan Perancis ke Indonesia terus meningkat. Dan kini sudah mulai banyak yang mencari tujuan wisata baru di Indonesia selain Bali,” ujar Eka, Kamis (21/6).
Promosi ini juga merupakan bagian dari serangkaian kegiatan pelatihan diadakan “CdA la Rochelle”. Utamanya bagi tujuh pejabat pemerintah dari Sulawesi Tenggara, termasuk dari Kota Kendari.
Adapun yang hadir antara lain Wali Kota Kendari Zulkarnain Abdul Kadir, Sri Lestari Kurmen (Kepala Dinas Kerajinan dan Ekonomi Kreatif Kendari), Sasriati Sulhadji Arisunggu (Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata), Arnas Gusri (Wakil Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi), La Tarima (Kepala Bappeda Wakatobi) Saleh Hanan (Direktur Promosi Pariwisata Kota Ambon) dan Direktur Departemen Pariwisata Richard Luhukay.
Sulawesi Tenggara akan menawarkan beberapa situs alam, termasuk Kepulauan Wakatobi, Labengki dan massif karst Matarombeo. Dari segi historis dan budaya, Kota Bau-Bau di Pulau Buton memiliki benteng pra-kolonial yang besar dan Pulau Muna memiliki gua berprasejarah yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan Prancis.
“Sebagai salah satu destinasi wisata New Bali, Wakatobi dan Sulawesi Tenggara secara umum bisa menjadi destinasi wisata alternatif bagi wisatawan Prancis yang ingin mengenal Indonesia lebih dalam,” ujar Eka.
Wakatobi juga memiliki keanekaragaman hayati. Juga memiliki dasar dan taman laut yang sangat luar biasa. Wakatobi pernah dijuluki eksplorator Prancis terkenal Jacques Cousteau sebagai “nirwana bawah laut”. Wakatobi berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan bagi penggemar selam Perancis.
Selain delegasi Indonesia, kegiatan ini menghadirkan sejumlah warga Prancis yang ikut mempromosikan Sulawesi Tenggara, di antaranya Liubov Konyashina, (hubungan internasional CdA la Rochelle), Gaetan Deltour (eksplorator Prancis dan wakil dari Lembaga Naturevolution) dan Aurore Jeannot, mahasiswi Perancis yang sedang magang di Pemkot Kendari.
Eka menjelaskan, La Rochelle sebagai salah satu destinasi wisata ternama Perancis dengan empat juta kunjungan wisman per tahun, memiliki banyak kesamaan dengan Kota Kendari.
“Peluang untuk mengembangkan sektor pariwisata di Sulawesi Tenggara sangat terbuka. Baik untuk wisata bahari, petualangan maupun budaya,” pungkasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, penguatan kolaborasi dengan TA/TO berpengaruh bagus. Termasuk yang ada di Perancis. Dia mengatakan, terus mengoptimalkan market Perancis juga Eropa memang sangat logis. Sebab, Benua Biru jadi penyumbang wisatawan dunia hingga 48%.
“Spending money, Perancis juga berada di urutan lima besar dunia. Angkanya USD40 Miliar pada 2016 silam. Posisi teratas dipegang Tiongkok dengan sepending USD261 Miliar,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Selain Perancis, Jerman dan Inggris Raya jadi motornya dengan spending USD184 Miliar di rentang 2016. Selain value, Perancis juga memiliki profil bagus dengan 73,1% penduduk berusia di atas 15 tahun. Mayoritas memilih trip mancanegara dengan spending total Euro26,6 Miliar pada 2016.
“Kolaborasi TA/TO ini membutuhkan penguatan. Intensif menggarap pasar Prancis pilihan tepat. Sebab, potensi pasarnya memang besar di sana. Sejauh ini kolaborasi dengan pelaku industri pariwisata di Perancis juga positif. Kami berharap ada kenaikan jumlah wisatawan yang signifikan dari konsep yang dijalankan,” pungkasnya.