TakTik, Tingkatkan Minat Belajar IPA

Berkah Fajaryanto, S.Pd.SD. SD Negeri 4 Jembangan, Kec. Punggelan, Banjarnegara
Berkah Fajaryanto, S.Pd.SD. SD Negeri 4 Jembangan, Kec. Punggelan, Banjarnegara

Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran. Pembelajaran bertujuan untuk mengarahkan peseta didik agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan pembelajaran tersebut akan dapat tercapai jika peserta didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.

Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Peran pendidik dalam proses pembelajaran relatif tinggi yaitu sebagai motivator dan fasilitator.

Dalam proses pembelajaran, pendidik harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar pembelajaran lebih kondusif dan dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku. Setelah belajar orang diharapkan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal menyediakan fasilitas bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar untuk memperoleh pengalaman pendidikan. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan siswa kearah tujuan yang dicita-citakannya.
Berdasarkan realita di Kelas IV SD Negeri 4 Jembangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA masih cenderung pasif, seperti kurangnya keinginan siswa untuk bertanya, siswa masih merasa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat, kurangnya komunikasi dengan guru maupun teman, dan hasil belajar siswa masih tergolong rendah.

Baca juga:  CIRC Tingkatkan Kreatifitas Belajar Matematika

Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diterapkan model pembelajaran yang lebih variatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Taktik atau talking stick. Menurut Agus Suprijono (2009: 109) model pembelajaran Taktik adalah suatu model pembelajaran dengan bantuan tongkat yang lebih mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Kelebihan dari model pembelajaran Taktik adalah mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, mendorong siswa untuk tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran, dan mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Melalui penerapan model pembelajaran Taktik diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 4 Jembangan.

iklan
Baca juga:  Aplikasi Media Sosial Sebagai Sarana Informatika

Model pembelajaran Taktik adalah suatu model pembelajaran dengan bantuan tongkat, bagi siswa yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua siswa mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru Model pembelajaran Taktik merupakan salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif.

Langkah-langkah pada pembelajaran model Taktik diiawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari, Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut, Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunya, Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya, Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik, Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru demikian seterusnya. Ketika stick bergulir dari pesera didik ke peserta didik lainnya, seyogyanya diiringi music, Langkah akhir dari metode ini adalah guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang dipelajarinya. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik, selanjutnya bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan.

Baca juga:  Bagan alir Tingkatkan Pembelajaran Teks Deskripsi

Model dengan pendekatan pembelajaran yang berbasis komunikasi ini memungkinkan siswa untuk mampu membaca dan menulis dengan baik, belajar dengan orang lain, menggunakan media, menerima informasi, dan menyampaikan informasi. Selain itu model ini juga dapat digunakan untuk menguji kesiapan siswa, melatih ketrampilan siswa dalam membaca dan memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka untuk terus siap dalam situasi apapun.


Berkah Fajaryanto, S.Pd.SD.
SD Negeri 4 Jembangan, Kec. Punggelan, Banjarnegara

iklan