Sistem pembelajaran abad 21 memiliki karakter tersendiri dalam proses pembelajaran. Pembelajaran semula berorientasi pada pendidik (teacher centered learning). Saat ini pembelajaran berorientasi pada siswa( student centered learning). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang pesat. Peserta didik dituntut mampu mengembangkan komunikasi yang efektif. Bentuk komunikasi dapat secara lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik harus mampu bekerja sama, serta beradaptasi dalam berbagai peran. Peserta didik diarahkan memiliki pola pikir kritis dalam memecahkan permasalahan secara mandiri. Ditanamkan pada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya.
Perubahan teknologi yang begitu cepat banyak menimbulkan dampak dalam berbagai kehidupan. Baik dampak positif maupun negatif. Munculnya dampak positif sangat bermanfaat bagi peserta didik. Sebaliknya adanya dampak negative akan sangat berpengaruh pada perilaku peserta didik. Sehingga perlu diantisipasi dan diminimalkan. Ada berbagai cara yang dapatditempuh, salah satunya dengan memberikan pendidikan tata krama pada peserta didik.
Pendidikan Tata karma sebenarnya sudah implicit dalam materi pelajaran. Bukan mata pelajaran yang berdiri sendiri sehingga kelihatannya tidak ada tata krama.Tata karma bersinonim dengan sopan santun dan peradaban.Tata karma berasal dari bahasa Jawa. Tata berarti adat, aturan,norma. Krama (kromo) berarti sopan santun, kelakuan tindakan, perbuatan. Tata karma berarti adat sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan santun yang disepakati dalam lingkungan (HariyantoS.Pd. dalam http://belajarpsikologi.com/pengertian-tata-krama/diunduh: 28 Oktober 2018)
Tata karma sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Mengatur tata kehidupan antar manusia dilandasi oleh rasa saling menghormati, saling menghargai dan tenggang rasa.Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Menciptakan hubungan yang selaras, serasi dan seimbang diperlukan tata cara. Demikian pula mewujudkan manusia yang mempunyai martabat dan derajat yang tinggi. Implementasinya pendidikan tata karma dilaksanakan dalam lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.
Anak-anak yang dididik dalam keluarga dengan penuh kesantunan, etika tata karma dan sikap kesederhanaan,akan tumbuh menjadi anak-anak yang tangguh, disenangi dan disegani banyak orang (http://golf.cepamagz.com/pentingnya-tata-krama-etika-sopan-santun-budi-pekerti/diunduh: 28 Oktober 2018)
Pendidikan tata krama yang diberikan di dalam lingkungan keluarga menjadi fondasi bagi setiap pesertadidik. Waktu peserta didik sebagian besar berada di rumah.Di sekolah tinggal melengkapinya. Secara garis besar ada beberapa jenis tata krama yang era kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, yaitu: tata karma berbicara, pergaulan dan penampilan.
Diterapkannya pendidikan tata karma dalam pembelajaran abad 21 diharapkan mampu menjembatani adanya perubahan peradaban yang sangat dratis. Diharapkan adanya pendidikan tata krama dapat sebagai pengendali perilaku peserta didik. Pendidikan tata krama dapat direalisasikan secara implisit dalam setiap materi pelajaran. Dapat pula direalisasikan melalui eksra wajib pendidikan tata krama. Adanya komunikasi, kolaborasi yang baik pasti pendidikan tata krama dapat sebagai sumber inovasi dan kreativitas.
Ditengah lajunya perkembangan teknologi dan peradaban manusia, sopan santun siswa tidak akan pernah lapuk ataupun punah. Perlu ditanamkan dan dilestarikan pendidikan tata krama dikalangan dunia pendidikan khususnya peserta didik. Adanya sinergi antara perkembangan TIK dan pendidikan tata karma dapat memperkokoh perilaku siswa. Tidak perlu dikhawatirkan adanya perilaku negatif dari perubahan peradaban dan teknologi.
Akhirnya ditanamkannya pendidikan tata karma bagi peserta didik dapat meningkatkan dampak positif laju perkembangan TIK dan mengurangi dampak negatifnya
Dra Dwi Endah Prihatiningsih
Kepala SMP Negeri 9 Purworejo