Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh. Menurut Sardiman (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan yang menyangkut nilai sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.
Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan pada suatu pembelajaran bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali kendala baik dari faktor guru maupun siswa yang menyebabkan hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran yang monoton, kurangnya penggunaan alat peraga, dan kurangnya kreativitas guru saat mengajar dapat menjadi penghambat dalam mencapai hasil belajar yang maksimal karena menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan minat belajar siswa menurun. Hal tersebut sangat memengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa baik yang bersifat kognitif, psikomotor, maupun afektif seperti yang terlihat pada hasil rata-rata tes muatan pelajaran IPS materi peristiwa kebangsaan seputar proklamasi kemerdekaan bagi siswa kelas V di SD Negeri 1 Jambu yang masih rendah. Sebesar 46,67 % (14 siswa) dari 30 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM.
Untuk mengatasi hal tersebut guru melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran yang lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Upaya yang dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi peristiwa kebangsaan seputar proklamasi kemerdekaan bagi siswa kelas V di SD Negeri 1 Jambu Tahun Pelajaran 2022/2023 yaitu dengan menggunakan model pembelajaran melalui permainan teka-teki sejarah. Penggunaan model pembelajaran berbasis permainan sangat sesuai dengan karakteristik anak pada usia SD yaitu bermain. Menurut NAEYC (National Association for The Education of Young Children, 1997), bermain merupakan alat utama belajar anak. Melalui model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat mempunyai motivasi dan lebih semangat dalam mengikuti pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Permainan teka-teki sejarah sama halnya dengan teka-teki silang yang lainya. Yang membedakan hanyalah isi dari teka-teki silang tersebut. Teka-teki silang adalah salah satu permainan yang telah lama digunakan untuk membantu anak-anak berlatih untuk menggunakan keterampilan berfikir yang berbeda seperti memecahkan masalah, menemukan jawaban, mengimbangi fakta, dan mengikuti petunjuk. Penerapan model pembelajaran melalui permainan teka-teki sejarah di kelas V SD Negeri 1 Jambu sebagai berikut : 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan; 2) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang; 3) guru memberikan masing-masing kelompok lembar kerja yang berisi teka-teki sejarah; 4) Guru memberikan petunjuk sederhana tentang cara menyelesaikan teka-teki sejarah; 5) Setiap siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan teka-teki sejarah yang sudah disediakan dalam waktu 20 menit; 6) Kelompok yang berhasil menyelesaikan teka-teki sejarah dengan benar diberi applause dan mendapatkan skor.
Dengan menggunakan permaian teka-teki sejarah siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Permainan ini dapat membantu anak membangun keterampilan membaca, mengatur waktu, berpikir kreatif, dan mengasah kemampuan komunikasi. Siswa semakin suka membaca, karena permainan ini membutuhkan pengetahuan dan informasi agar dapat mengisi teka-teki sejarah Permainan teka-teki sejarah terbukti dapat membantu siswa belajar lebih cepat dan meningkatkan pengetahuan mereka. Terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 33,34% dari kondisi awal 53,33% menjadi 86,67%. Hal tersebut menunjukan bahwa model pembelajaran permainan teka-teki sejarah dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi peristiwa kebangsaan seputar proklamasi kemerdekaan bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Jambu.
Oleh : Riasih Insani, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 1 Jambu Korwilcamdindik Wangon