Ada beberapa hal yang berpotensi besar mempengaruhi keberhasilan pembelajaran menulis khususnya menulis puisi, yaitu dalam proses pembelajaran. Seringkali proses pembelajaran kemampuan menulis di kelas masih sangat sederhana. Guru bahasa Indonesia hanya memberikan instruksi kepada peserta didik untuk mengungkapkan apa yang sedang mereka rasakan ke dalam tulisan berbentuk bait – bait. Dengan seperti itu, guru sudah menganggap siswa dapat menulis puisi. Melalui proses pembelajaran yang demikian, puisi yang dihasilkan oleh para peserta didik kurang menarik karena tidak menggunakan pilihan kata yang tepat dan temanya kurang bervariasi. Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran sastra khususnya dalam pembelajaran menulis puisi, teknik brainwriting adalah teknik yang tepat.
Brainwriting adalah sebuah teknik pembelajaran yang cara penyampaiannya melalui sebuah tulisan atau tertulis. Brain berarti otak, write berarti menulis. Jadi, brainwriting adalah menulis segala sesuatu yang terlintas di otak. Teknik brainwriting merupakan teknik untuk mencurahkan gagasan tentang suatu pokok permasalahan atau tentang suatu hal secara tertulis yang dikembangkan oleh Ilmuan di Batelle di Frankfrut, Jerman (Michalko, 2004). Teknik tersebut merupakan teknik curah-gagasan yang dilakukan secara tertulis.
Teknik brainwriting adalah suatu teknik mencurahkan gagasan tentang suatu pokok permasalahan yang dilakukan secara tertulis.Sesuai dengan fungsinya yaitu teknik brainwriting dapat memotivasi siswa untuk memunculkan banyak ide untuk menulis puisi. Hal tersebut dapat menjadi alasan bahwa teknik brainwriting dapat dijadikan alternatif strategi dalam pembelajaran menulis puisi.
Adapun langkah-langkah menulis puisi dengan menggunakan teknik brainwriting sebagai berikut. a) Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang peserta didik, b) Guru membagikan lembar kertas kerja brainwriting pada setiap peserta didik dan menentukan tema puisi yang akan mereka tulis, c) Seluruh peserta didik menuliskan judul puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan pada lembar kertas kerja masing-masing, d) Selanjutnya lembar kertas pada peserta didik ditukarkan dengan lembar kerja peserta didik lain dalam satu kelompok, f) Proses penukaran ini berlangsung selama 4 kali sesuai dengan jumlah kelompok.Setiap sekali penukara, peserta didik memberikan ide atau gagasan tentang apa yang harus ditulis berdasarkan judul yang tersedia dalam lembar kerja temannya. Waktu yang diberikan untuk satu ide atau gagasan kurang lebih 2 menit, g) Setelah proses penukaran selesai dan lembar kerja telah kembali kepada pemiliknya masing-masing. Setiap peserta didik telah mendapatkan empat sumbangan ide atau gagasan dari teman satu kelompoknya, h) Ide atau gagasan yang sudah terkumpul pada lembar kertas kerja masing-masing kemudian diseleksi oleh peserta didik itu sendiri, j) Kemudian ide atau gagasan tersebut dikembangkan menjadi sebuah draf kasar penulisan puisi. Ketika membuat draf, peserta didik menentukan puisi yang akan mereka tulis berdasarkan ide yang telah mereka bayangkan. Dari sinilah proses kreatif menulis puisi berawal : a) Setelah draf kasar selesai dibuat, peserta didik kemudian mengembangkan draf tersebut kedalam sebuah karya puisi, b) Pekerjaan belum selesai sampai disini, setelah tulisan yang mereka buat menjadi sebuah karya puisi, tugas mereka selanjutnya adalah merevisi hasil puisi ciptaan mereka sendiri. Untuk mengecek apakah karya puisi tersebut masih ada kata yang terlewat atau tidak, c) Setelah merevisi puisi milik peserta didik sendiri, kemudian masing-masing peserta didik menukarkan puisi dengan peserta didik lain untuk direvisi kembali. Pada tahap ini secara langsung peserta didik juga melakukan tahap berbagi yaitu mempublikasikan tulisan mereka ke pembaca yang telah ditentukan .
Berdasarkan hasil implementasi teknik pembelajaran menulis peserta didik dapat disimpulkan bahwa teknik brainwriting diduga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis puisi. Penggunaan teknik brainwriting juga dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar menulis puisi. Teknik brainwriting dapat lebih mempermudah peserta didik dalam menuangkan ide, gagasan, sehingga peserta didik mampu mencapai hasil yang diharapkan.
Tri Wulandari,S.Pd
Guru SMPN 2 Toroh, Grobogan