Materi pembelajaran kompetensi dasar 4.8 Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam bentuk teks puisi secara tulis/ lisan dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi harus dikuasai oleh peserta didik kelas 8 Sekolah Menengah Pertama. Namun kenyataannya, materi ini dirasakan sulit oleh peserta didik, khususnya siswa SMP Negeri 2 Toroh. Mereka rata-rata belum bisa menyajikan/membaca puisi dengan ekspresi secara total sesuai dengan isi puisi yang didaca.. Mereka merasa malu, takut atau kurang percaya diri sehingga cenderung pasif dan datar tanpa ada perubahan tatapan mata dan sosot mata. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki, dan badan belum dimaksimalkan. Potensi teks puisi dan potensi diri pembaca puisi belum sinergi.
Menurut Sayuti (2008:3) puisi adalah sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.
Puisi merupakan ungkapan pikiran dan perasaan penyair maka seorang pembaca puisi dalam membacakan puisi juga harus bisa menyampaikan pikiran dan perasaan sang penyair . Oleh karena itu, hal yang sangat penting unutk diperhatikan adalah ekspresi atau mimik kita saat membacakan puisi. Dari sini orang bisa menilai seberapa dalam penghayatan kita dalam membaca puisi.
Jika pembaca puisi belum bisa mengaktualisasikan secara total sesuai dengan maksud pikiran dan perasaan penyair berarti belum dapat dikatakan sebagai pembaca puisi yang baik. Dengan demikian, untuk dapat membaca puisi secara ekspresif diperlukan keberanian dan percaya diri. Agar dapat menumbuhkan keberanian dan percaya diri diperlukan latihan dan teknikyang tepat.
Berlatih mimik cukuplah mudah tanpa perlu mengeluarkan biaya. Dengan senam wajah di depan cermin, keluarkan semua ekspresi yang ada pada wajah kita seperti sedih, gembira, bingung, menangis, marah, dan lainnya. Ketepatan mimik dalam membaca puisi sangatlah kita perhatikan, sesuaikanlah mimik dengan apa yang kita baca. Jika isi kalimat puisi kesedihan maka sedihlah ekspresi atau mimik kita, begitu juga yang lainnya. Seolah – olah kita merasakan apa yang kita baca.
Selain talihan juga diperlukan teknik untuk meningkatkat keberanian berekspresi dalam membaca puisi. Dalam hal ini kita bisa menggunakan teknik kolaborasi. Apa itu teknik kolaborasi? Menurut Elizabert E. Barkley dkk. (2014:4) berkolaborasi berarti bekerja bersama-sama orang lain .
Penerapan teknik kolaborasi dalam membaca puisi adalah memabaca puisi yang dilakukan berdua. Langkah pertama, peserta didik memilih pasangan. Kedua, berlatih membaca secara berpasangan. Jika ada yang kurang tepat dalam membacakan dan mengekspresikannya, peserta didik saling mengoreksi. Ketiga, membacakan puisi di depan kelas bersama pasanganya. Pembacaan puisi bisa dilakukan saling bergantian setiap baitnya atau pada bagian bait tertentu dibaca secara bersama-sama sehinggga dapat menghasilkan suatu kolaborasi yang menarik. Peserta didik yang semula malu dan takut berekspresi menjadi lebih percaya diri dengan adanya teman atau tampil berdua .
Dengan demikian, untuk meningkatkan keberanian peserta didik dalam membaca puisi secara ekspresif kita dapat menggunakan salah satu teknik yaitu teknik kolaborasi.
Rubiyati, S. Pd.
Guru SMP Negeri 2 Toroh, Kabupaten Grobogan