Secara psikologis, pembelajaran yang menyenangkan tentunya akan membawa situasi dan interaksi dalam proses belajar mengajar menjadi lebih nyaman. Dengan kondisi tersebut, maka akan lebih berpotensi menumbuhkan semangat belajar yang tinggi dan anak didik termotivasi untuk terlibat secara aktif. Terlebih untuk anak didik tingkat SD maupun SMP dengan mata pelajaran serius seperti Ilmu Pengetahuan Alam. Cara belajar yang menyenangkan tentu akan memberi efek sangat positif.
Dalam prakteknya, proses belajar yang menyenangkan pun diatur dalam regulasi pemerintah. Pasal 40 ayat 2 Undang Undang nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidik dan tenaga pendidik berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Regulasi ini jadi pijakan bagi pendidik dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang sesuai, khususnya untuk generasi pelajar jaman now, yaitu generasi Z yang banyak ditemukan di strata SD maupun SMP.
Berdasarkan Generation Theory yang dikemukakan Graeme Codrington & Sue Grant – Marshall, (2004), ada lima tataran generasi. Pertama Generasi Baby Boomer yang lahir 1946-1964, kedua Generasi X (1965-1980), ketiga Generasi Y atau Generasi Milenial (1981-1994), keempat Generasi Z disebut juga iGeneration, Generasi Internet (1995-2010) dimana orang tuanya adalah generasi X dan Y, serta kelima Generasi Alpha (2011-2025).
Dari teori di atas, dapat disimpulkan mayoritas guru merupakan generasi X dan Y serta sedikit generasi Baby Boomer. Sedangkan mayoritas siswa SD dan sebagian SMP merupakan Gen Z. Secara umum, sifat positif Gen Z adalah cepat menangkap, terampil menggunakan IT, kreativitas tinggi, daya ingat kuat, percaya diri, dan lebih berani. Namun, sifat negatifnya susah diatur, kurang sopan, cepat bosan, serta kecanduan gadget.
Mengemas pelajaran IPA untuk Gen Z tentunya perlu menyesuaikan dengan sifat-sifat mereka dan mencari metode yang bisa diterima dengan pas. Dalam belajar, anak Gen Z cenderung menyukai hal-hal yang bersifat aplikatif dan menyenangkan. Satu metode yang layak dicoba adalah konsep Edutainment yang mengacu pada hiburan yang mendidik atau pendidikan yang menyenangkan.
Bagi Gen Z yang mana merupakan generasi digital, pembelajaran dianggap sebagai suatu kegiatan yang interaktif dan harus melibatkan kegiatan yang menyenangkan. Mereka menginginkan guru atau pendidik memasukkan kegiatan yang menyenangkan seperti game dalam kurikulum. Isi pembelajaran dikemas menarik dengan pengembangan ketrampilan secara khusus atau penguatan pembelajaran dalam seting hiburan.
Ada beragam teknik dalam Edutainment. Beberapa diantaranya adalah Mind mapping dan Mnemonic. Teknik Mind mapping dimana menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan dinilai bisa meningkatkan daya ingat dengan baik. Dalam teknik ini, yang dikembangkan adalah gaya belajar visual. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya akan memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Bisa diterapkan misalnya saat memaparkan tentang susunan tata surya.
Kemudian dalam teknik Mnemonic para murid diajak mengingat sejumlah informasi sederhana dengan cara membuat cerita imajinasi antar informasi tersebut. Supaya lebih menarik bisa dibuat cerita imajinasi yang lucu, baik berdasarkan kisah nyata maupun cerita fiktif. Tentunya dengan tetap mengedepankan esensi materi pelajaran yang harus disampaikan. Metode ini bisa diterapkan misalnya saat memaparkan tentang rumus kecepatan ataupun percepatan.
Selain, itu, pengajar bisa memakai video, infografis, atau sarana audio visual lainnya dalam memberikan penjabaran tentang pelajaran IPA. Di sini pengajar memang dituntut untuk memiliki kemampuan lebih baik dalam memanfaatkan dan mengoperasikan sarana digital. Penggunaan aplikasi yang mobile friendly juga penting. Dengan pembelajaran digital yang yang mobile friendly maka sifat negatif kecanduan gadget pada Gen Z bisa digunakan sebagai kekuatan untuk mereka belajar.
Mulyono Nugroho S.Pd
SMP N 1 Ngaringan – Grobogan