Indonesia sudah menapaki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi diberbagai lini. Namun, belum semua elemen masyarakat menyadari konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya. Sebagai contoh banyak perusahaan yang memiliki mesin otomasi atau robot, sehingga mengurangi kebutuhan tenaga manusia mengakibatkan banyak karyawan yang di berhentikan (PHK).
Contoh lain seperti berlakunya ketentuan e-money untuk bayar tol pun punya dampak terhadap pekerja yang selama ini melayani pembayaran tunai di semua pintu jalan tol, kemudian e-bangking dan lain sebagainya yang semuanya sudah menggunakan sistem otomasi.
Untuk menyelaraskan dunia pendidikan dengan industri, tahun 2008 Mendikbud Wardiman Djojonegoro pernah menyampaikan bahwa pendidikan harus “link and match”, yaitu keterkaitan dan kesesuaian antara pendidikan dengan dunia kerja, konsep ini untuk menjawab tantangan globalisasi. “Link and Match” mengisyaratkan agar para lulusan mempunyai wawasan atau sikap kompetitif, seperti etika kerja (work ethic), motivasi mencapai (achievment motivation), penguasaan (mastery), sikap berkompetensi (competitiveness), arti uang (money beliefs), dan sikap menabung (attitudes to saving). Pendidikan bukan hanya sekedar mendapatkan ijazah, tetapi juga harus menghasilkan lulusan yang kompeten.
Kurikulum SMK menjadi sangat penting untuk selalu dikaji dan diperbarui karena untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan jaman. Selain itu, juga bertujuan untuk menekan angka penganguran sehingga kebutuhan lapangan kerja dapat terpenuhi sesuai yang dipersyaratkan, karena lulusan SMK sudah memiliki ketrampilan yang dibutuhkan industri.
SMK Negeri 2 Sragen merupakan salah satu dari sekian banyak SMK di Indonesia yang memiliki Jurusan Teknik Pemesinan, dan sudah mengimplementasikan kurikulum pendidikan dengan melaksanakan pembelajaran praktik menggunakan teknologi CNC (Computer Numerical Controll) di kelas XI dan XII. Bahkan menjadikan salah satu mata pelajaran unggulan yang diminati siswa karena dianggap salah satu teknologi yang relevan dengan era globalisasi maupun Revolusi Industri 4.0.
Teknologi CNC adalah merupakan sebuah sistem otomasi perkakas, perpaduan antara servo dan mekanik yang dikontrol oleh komputer sesuai standart ISO. Ketelitian dari mesin ini sangat tinggi yaitu 1/1000 milimeter, sehingga akurasi ukuran sangat terjamin. Oleh karenanya banyak perusahaan besar yang menggunakan teknologi otomasi seperti ini, diantaranya industri automotive, garment, pesawat dan lain sebagainya
Dengan teknologi ini, bisa dikatakan seperti mengendalikan sebuah robot untuk bekerja menghasilkan produk pemesinan cukup dengan sebuah program dikomputer. Siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan tugas praktik pemesinan, lebih bersemangat dalam belajar, berkreasi dan berinovasi.
Selain memiliki kecepatan dan keakuratan ukuran, keunggulan menggunakan teknologi mesin CNC ini adalah sangat cocok untuk membuat produksi massal, karena hanya dengan membuat sebuah program bisa digunakan untuk memproduksi ratusan bahkan ribuan produk yang sama bentuk dan ukurannya dengan satu atau dua operator saja.
Untuk bisa mengoperasikan mesin tersebut, terlebih dahulu siswa dibekali dengan dasar pemesinan seperti gambar manufaktur, pengukuran, CAD dan mastercam. Oleh karenanya sangat disayangkan jika SMK yang memiliki sarana dan prasarana teknologi yang canggih tersebut tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menambah skill dan kreatifitas siswa guna menjawab tantangan jaman yang semakin berkembang terus.
Slogan SMK BISA yang sering digembar-gemborkan pada saat awal pendirian SMK harus benar-benar dibuktikan. Tidak sekedar Jargon atau sebatas yel-yel saja. Menjadi tugas kita semua sebagai pendidik, untuk mengantarkan generasi bangsa menggapai apa yang mereka cita-citakan.
Agus Supriyanto, S.T. M.Pd.
Guru Teknik Pemesinan SMK N 2 Sragen