Pendidikan memiliki posisi penting dalam usaha mempersiapkan generasi yang lebih baik kedepannya. Pendidikan juga memiliki peran dalam kehidupan beragama, bernegara dan berbangsa. Peranan pendidikan yang cukup berat terutama Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) berimplikasi kepada tuntutan pendidikan yang semakin berkualitas serta diharapkan dapat membentuk karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik dalam suatu bangsa tercermin dari munculnya generasi yang intelek, maju dalam segala bidang, membentuk perilaku, etika dan moral yang baik. Berbagai ciri karakter yang muncul mengandung tujuan agar peserta didik memiliki bekal dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang kompetitif.
Pendidikan merupakan usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya dijabarkan oleh A. Tafsir (2004: 6). Peningkatan pendidikan salah satunya dipengaruhi oleh komponen pentingnya yaitu proses pembelajaran. Proses pembelajaran juga tidak dapa dilepaskan dari kualitas dari sosok guru sebagai seorang pendidik dalam pelaksanaannya. Proses pembelajaran dalam pendidikan harus terus berlanjut seiring dengan peningkatan kualitas seorang pendidik dan peserta didiknya. Faktor-faktor yang mencirikan kualitas dari guru sebagai seorang pendidik akan dapat membentuk peserta didik menjadi generasi yang dapat diharapkan berguna bagi orang tuanya, bangsa dan agama.
Proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik adalah proses pembelajaran, baik antara guru dengan peserta didik, maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diungkapkan oleh Hernawan (2013: 9). Potret dari pendidikan secara keseluruhan dapat di perhatikan dalam proses pembelajaran di lingkup terkecil pendidikan. Semua unsur ataupun komponen pendidikan terlibat di dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan mensinergikan semua komponen pendidikan. Komponen guru, peserta didik, tujuan, media, metode, bahan ajar, kurikulum dan evaluasi akan terkolaborasikan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang semakin berkualitas pada pelaksanaannya, akan memberikan dampak yang baik terhadap pendidikan secara global. Guru memiliki tanggung jawab dalam menghadirkan proses pembelajaran yang berkualitas yaitu dengan memanfaatkan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran jenjang pendidikan dasar adalah TGT (Teams Games Tournament).
Penulis sekaligus guru mata pelajaran PAI dan BP di SDN 02 Sinangohprendeng Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan menerapkan model pembelajaran ini pada penyampaian materi tentang mengenal macam-macam hari akhir. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model ini diawali dengan guru membuat kelompok belajar secara heterogen terdiri dari 4-5 anggota. Guru memberikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru mempersiapkan 8 meja turnamen sesuai kebutuhan dalam proses pembelajaran. Tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara. Meja pertama dipersiapkan bagi peserta didik dengan level tertinggi dari tiap kelompok. Meja kedua diisi dengan kelompok peserta didik pada level dibawahnya dan seterusnya sampai meja ke delapan. Kesepakatan kelompok yang menentukan tiap peserta didik duduk sesuai dengan levelnya. Setiap peserta didik mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu yang telah ditentukan yaitu 3 menit. Peserta didik dapat mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya dinilaikan. Nilai kemudian digunakan untuk skor turnamen, tiap individu dan skor kelompok asal. Sebutan atau gelar superior, very good, good, medium diberikan kepada peserta didik peserta turnamen berdasarkan skornya.
Pada turnamen kedua termasuk turnamen ketiga-keempat dan seterusnya dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar yang diperolehnya. Kelompok peserta didik dengan gelar superior akan menenmpati meja yang sama. Meja turnamen yang lainnya diisi oleh peserta didik dengan gelar yang sama pula. Akhir pembelajaran, skor dihitung untuk tiap kelompok asal dan skor individual. Kelompok yang mendapatkan skor tertinggi diberikan apresiasi berupa penghargaan. Peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi juga diberikan apresiasi berupa penghargaan individual.
Sugarwo, S.Pd.I
SDN 02 Sinangohprendeng Kecamatan Kajen
Kabupaten Pekalongan